Senin 25 May 2020 19:54 WIB

Berziarah Saat Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19

Tak ada imbauan penerapan protokol kesehatan yang dipasang di pintu makam.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Mas Alamil Huda
Warga melakukan ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta, Senin (25/5).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Warga melakukan ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta, Senin (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Hari kedua Lebaran umumnya digunakan masyarakat berziarah ke makam. Di tengah imbauan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sebagian besar masyarakat tetap berziarah dengan tidak mengindahkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19, seperti memakai masker dan menjaga jarak atau physical distancing.

Padahal, makam menjadi tempat yang ramai karena orang-orang bersamaan menggunakan momentum Hari Raya Idul Fitri untuk berziarah. Salah satu makam yang dipenuhi warga ialah tempat pemakaman warga Kampung Cadas dan Lebak, Kabupaten Tangerang, Banten.

"Kan niatnya baik ya mendoakan keluarga yang sudah meninggal. Semoga nggak ada itu corona, insya Allah," ujar Larasati (30) warga Kampung Lebakwangi ditemui Republika.co.id di lokasi, Senin (25/5).

Berdasarkan pantauan di lokasi, tak ada imbauan penerapan protokol kesehatan yang dipasang di pintu makam. Tak ada sabun cuci tangan disiapkan di dekat keran air yang digunakan peziarah untuk berwudhu.

Setiap orang juga bebas berdekatan tanpa ada jarak minimal satu meter untuk mencegah penularan virus corona. Bahkan, masyarakat tak ragu bersalaman atau berjabat tangan dengan orang lain yang bertemu di makam.

Kendati demikian, masih ada sejumlah warga yang memakai masker. Setidaknya, mereka ikut berupaya mencegah penyebaran virus corona di tengah kerumunan. "Iya pakai masker biar aman, jadi kita tetap bisa ziarah," kata Salamah (27).

Di sisi lain, menurut penjual bunga, Ahyar (30), peziarah lebih sepi dibandingkan Lebaran tahun lalu. Hal itu terlihat dari hasil penjualan bunga yang berkurang jika dibandingkan dengan H+2 Lebaran tahun lalu.

"Kalau Lebaran kemarin sih kejual 100 kantong plastik (harga Rp 5.000) lebih kali. Kalau sekarang lebih sedikit yang terjual, mungkin corona kali ya ada yang nggak ke makam," ungkap Ahyar.

Di makam itu, tak hanya peziarah dan penjual bunga. Ada beberapa pedagang lainnya yang ikut meramaikan kerumunan pintu gerbang makam, seperti penjual makanan dan minuman dan mainan anak-anak.

Tak ada kasus Covid-19 di kampung tersebut menjadi alasan tradisi Lebaran tetap dilakukan. Selain berziarah, masyarakat juga tetap berjabat tangan saat Hari Raya Idul Fitri untuk bermaaf-maafan.

Tangan mereka bersentuhan tanpa memakai sarung tangan maupun masker. Setelah itu juga mereka tidak cepat-cepat mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. "Kita salaman sama orang kenal ini. Insya Allah nggak ada corona," tutur Rosmawati.

Mereka masih melaksanakan tradisi Lebaran seperti bersalam-salaman, mengunjungi rumah satu sama lain, berziarah, kegiatan syukuran, dan berkumpul-kumpul. Dengan demikian, saat Covid-19 masih menjangkiti Indonesia, sebagian warga masih ada yang belum melaksanakan protokol kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement