Ahad 24 May 2020 22:41 WIB

Data Center Nasional Ditarget Bisa Rampung Tahun Ini

Perlindungan Data Pribadi menjadi isu hangat belakangan ini

Suasana di hari pertama Islamic Book Fair (IBF) ke-19, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (26/2). Nampak antusiasme pengunjung jika dilihat dari kepadatan yang ada di setiap stand penerbit buku.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Suasana di hari pertama Islamic Book Fair (IBF) ke-19, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (26/2). Nampak antusiasme pengunjung jika dilihat dari kepadatan yang ada di setiap stand penerbit buku.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Pusat Data Nasional atau yang disebut Data Center Nasional diharapkan selesai pada tahun ini.

"Kita sedang mempersiapkan juga yang namanya Data Center Nasional, bapak sudah kirim suratnya ke bu menteri dan pak menteri Bapenas untuk percepatan, mudah-mudahan tahun ini bisa kita selesaikan, dan sudah mulai pembangunannya," ujar Semuel dalam streaming "Lebaran Virtual bersama Kominfo," yang digelar Ahad (25/5).

Sebelumnya, menanggapi dugaan kebocoran KPU, Jumat (22/5), data Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menjelaskan bahwa Pusat Data Nasional Pemerintah tersebut akan mengintegrasikan data-data pemerintah dengan sistem keamanan yang berlapis yang memadai sesuai standard keamanan yang berlaku.

Johnny berharap pusat data tersebut akan mencegah terjadinya perpindahan data dari satu lembaga kepada lembaga lainnya dan akan memperkuat ketahanan data dan informasi nasional.

Sementara itu, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, berkomitmen mengamankan data pada aplikasi pelacakan kontak COVID-19 Peduli Lindungi dengan bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

"Kami koordinasi dengan BSSN, BSSN sudah menerapkan satu data seperti arahan Presiden jadi apapun fitur baru yang ada di aplikasi harus di-assesment dari BSSN sehingga yakin aman dan tidak membocorkan data pribadi," ujar Dirjen Semuel, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahmad M. Ramli.

Perlindungan Data Pribadi menjadi isu hangat belakangan ini setelah hacker mengklaim memiliki 2,3 juta data warga Indonesia. Sebelumnya, pada awal bulan ini e-commerce Tokopedia juga dikabarkan mengalami kebocoran data pengguna. Pada pertengahan bulan ini, giliran data pengguna e-commerce b to b Bhinneka yang dilaporkan bocor.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement