REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulfaridah (50 tahun) mengatakan, tidak melakukan sholat Idul Fitri di masjid desanya, Panyingkiran Kidul, Cantigi, Indramayu. Dia mengaku, enggan berjamaah di Masjid lantaran banyak pemudik dari Jakarta dan ikut sholat jamaah di Masjid.
"Engga mau (sholat Id di masjid), takut corona, banyak orang dari Jakarta pada pulang," katanya saat dihubungi Republika, Ahad (24/5).
Perempuan paruhbaya yang akrab disapa Idah ini mengaku, tidak pernah absen sholat Idul Fitri berjamaah di masjid setiap tahunnya. Bahkan, di situasi Pandemi Covid-19 ini, awalnya ia berencana ingin tetap sholat Id di masjid.
Tapi beberapa hari menjelang lebaran, ungkapnya, banyak warga Jakarta yang pulang kampung ke Indramayu. Idah takut orang-orang tersebut membawa virus corona apalagi berasa dari wilayah zona merah.
Mereka adalah tetangganya yang selama ini hidup merantau di Jakarta. Idah bahkan mengaku, tidak ikut berkeliling. "Udah di rumah saja, engga ikut keliling (bersalaman) juga," ujarnya.
Namun, dia tetap menyediakan drum, sabun cuci tangan, dan handsanitizer di gerbang rumahnya untuk warga yang ingin mencuci tangan setelah bersalaman. "Ya namanya juga di kampung ada yang mau (cuci tangan) ada yang ngloyor aja," kata dia.
Selama Ramadhan kemarin, di daerahnya belum ada satupun warga yang terkena covid-19 maupun berstatus PDP. Sehingga, ia dan warga lain menjalankan sholat tarawih di musholah.
Idah sendiri mengaku gemas, kenapa mereka masih bisa mudik padahal sudah dilarang pemerintah. Bahkan, Idha mengaku, anak dan keluarganya yang di Jakarta, Depok, Tangerang Selatan tidak ada yang diperbolehkan pulang karena khawatir membawa virus kepada warga di kampung.
"Saya juga kangen sama cucu, sama anak, saya cuma bisa video call," ungkapnya.
Idha berharap, pandemi covid-19 cepat berlalu sehingga bisa mengobati rindunya berkumpul dengan anak-anak dan cucu di perantauan.