REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Suasana malam takbiran di Kota Tasikmalaya cenderung sepi lantaran masih terjadi pandemi Covid-19. Sejumlah petugas menutup akses jalan warga yang hendak menuju kawasan pusat kota. Alhasil, di kawasan sekitar Alun-alun dan Masjid Agung Tasikmalaya tak ditemukan kerumunan warga.
Kendati demikian, di kawasan pinggir Kota Tasikmalaya masih ditemukan warga yang melakukan takbiran keliling. Bukan hanya dengan berjalan kaki, tapi mereka berkeliling dengan iring-iringan kendaraan.
Pantauan Republika di Jalan Sutisna Senjaya pada Sabtu (23/5), sekira pukul 23.30 WIB, tampak iring-iringan puluhan kendaraan pikap dan sepeda motor terbuka yang melakukan takbiran keliling. Hampir setiap kendaraan terbuka itu membawa bedug, dengan penumpangnya yang rata-rata masih berusia anak berjajar di bagian belakang kendaraan itu tanpa mengenakan masker. Sudah pasti, aturan jaga jarak (physical distancing) tak diterapkan.
Petugas yang berjaga di kawasan itu berusaha menertibkan iring-iringan tersebut. Namun, jumlah petugas, yang hanya puluhan orang, dengan "pelanggar" aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yang mencapai ratusan orang, itu tak sebanding. Alhasil, tak banyak yang bisa dilakukan petugas, selain menyuruh iring-iringan itu cepat berlalu.
Kendati demikian, suasana malam takbiran di Kota Tasikmalaya relatif sepi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain iring-iringan tadi, Republika tak banyak melihat kerumunan lain yang melakukan takbiran keliling.
Bahkan, di kawasan pusat kota tak ada sama sekali kerumunan yang melakukan takbiran keliling. Hanya suara takbir dari pengeras suara di masjid atau mushalah.
Sebelumnya, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, berdasarkan hasil pantauan di beberapa titik, tak ada banyak ditemukan kerumunan yang melaksanakan takbiran di jalan. Hal itu telah sesuai dengan imbauannya agar warga melaksanakan dari rumah atau masjid di lingkungannya masing-masing.
"Sangat signifikan sekali (penurunannya). Relatif beberapa jalan sepi, termasuk juga di pusat keramaian," kata dia, usai memantau beberapa ruas jalan saat malam takbiran, Sabtu (23/5) malam.
Menurut dia, warga Kota Tasikmalaya umumnya sudah memahami aturan-aturan selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal itu sesuai dengan harapan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya.
Budi mengatakan, pihaknya memang sengaja melanjutkan PSBB meski ada perayaan Idulfitri. "Kenapa PSBB tetap berlanjut? Itu semata-mata untuk memutus mata rantai Covid-19," kata dia.