Sabtu 23 May 2020 20:43 WIB

Lesunya Bisnis Penukaran Uang Baru

Warga banyak yang tak menukarkan uang baru pada Lebaran tahun ini.

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Karta Raharja Ucu
Pedagang menunggu konsumen untuk jasa penukaran mata uang baru,
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Pedagang menunggu konsumen untuk jasa penukaran mata uang baru,

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lina, seorang ibu rumah tangga di Bogor, Jawa Barat, tahun ini tidak perlu direpotkan dengan menukarkan uang baru yang menjadi rutinitas menjelang Lebaran. Alasannya, selain karena pandemi virus corona yang membuat suasana Idul Fitri tahun ini berbeda, Lina tidak mudik tahun ini sehingga ia tidak perlu mempersiapkan angpao untuk para keponakan di kampungnya.

“Tahun ini kalo untuk duit isi angpao saya ga nuker karena ga mudik. Cuma nuker seperti biasa aja buat jajan anak-anak, kebetulan aja dapet baru,” ujar Lina saat berbincang dengan Republika.

Erican salah satu penyedia jasa tukar uang baru di Surabaya saat dihubungi Republika via pesan WhatsApp, mengungkapkan memang terjadi penurunan pendapatan pada Lebaran tahun ini daripada tahun sebelumnya. “Ya masih lumayan. Cuma sedikit menurun dari setiap tahunnya,” kata Erican.

Bank Indonesia (BI) tidak membuka layanan penukaran uang ritel kepada masyarakat menjelang Lebaran tahun ini demi mencegah penularan Covid-19. BI telah berkoordinasi dengan perbankan mengenai penukaran uang ritel tersebut.

Penukaran akan dilayani oleh 3.742 Kantor Cabang (KC) bank di seluruh Indonesia. Terhitung mulai 29 April hingga 20 Mei 2020.

"Masyarakat yang ingin menukar uang bisa datang ke loket perbankan," ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Bank Indonesia, Marlison Hakim, saat telekonferens dengan media, di Jakarta, Kamis (30/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement