REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menargetkan seluruh desa di Riau dapat teraliri listrik. General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Daru Tri Tjahjono mengatakan, hal tersebut ditargetkan dapat terealisasi pada akhir 2020.
Meskipun terdapat kendala, Daru menegaskan, hal tersebut harus dihadapi. “Sesungguhnya melistriki ke pelosok negeri itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah,” kata Daru dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (23/5).
Dia menjelaskan, kendala geografis di Riau sangat berpengaruh. Begitu juga dengan harus menyeberangi lautan, menelusuri sungai-sungai, dan melewati jalan yang tidak setapak.
“Tidak jarang, tiang, kabel dan material listrik lainnya digotong, diangkat, dibawa sendiri oleh petugas PLN tanpa menggunakan mesin dalam melewati medan yang sulit,” ungkap Daru.
Menjelang Lebaran Idul Fitri 2020, PLN menambah tujuh desa yang sudah teraliri listrik sejak 2019 hingga saat ini. Dengan begitu, jumlah desa berlistrik di Riau menjadi 1.833 dari 1859 desa atau kelurahan di Provinsi Riau.
Daru menuturkan, desa yang baru teraliri listrik yaitu Desa Batu Sasak di Kabupaten Kampar, Desa Teluk Merbau, Terusan Kempas, Hibrida Jaya, Hibrida Mulia, dan Tanjung Simpang di Kabupaten Indragiri Hilir. Begitu juga dengan Desa Pulau Topang di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan 1.010 calon pelanggan.
Daru, mengapresiasi pihak-pihak yang telah membantu pelaksanaan program listrik di desa yang berda di Riau. “Kami berharap sinergi seperti ini dapat tetap terjaga sehingga PLN dapat melistriki seluruh desa di Provinsi Riau,” ungkap Daru.
Dia mengaharapkan, dengan dinyalakannya listrik desa di bulan Ramadhan tahun ini dapat menjadi hadiah menjelang hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah. Terlebih saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
“Saat ini di desa kami sudah terang 24 jam, malam pun anak-anak dapat belajar dan kami bisa punya kulkas untuk membuat batu es untuk dijual,” kata Sekretaris Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar, Mardi.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir, Edi Indra mengatakan warga mengakui lebih hemat memakai listrik dari PLN. Sebab sebelumnya mayoritas warga menggunakan genset.
“Sebelum memakai PLN, kami menghabiskan uang Rp 300 sampai Rp 400 ribu per bulan hanya untuk beberapa jam saja. Namun, saat ini kami hanya membayar sekitar Rp 120 ribu sudah dapat menikmati listrik selama 24 jam,” ungkp Edi.