Jumat 22 May 2020 19:22 WIB

Ganjar Was-Was, Lonjakan Pengunjung di Pusat Belanja

Ganjar mengingatkan kasus di Pasar Kobong, banyak yang reaktif virus Covid-19.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Foto: @ganjarpranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Melonjaknya aktivitas masyarakat di sejumlah pusat keramaian –beberapa hari menjelang Idul Fitri— membawa konsekuensi besar terhadap potensi penyebaran pandemi Covid-19. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun menginstruksikan kepada bupati/ wali kota di daerahnya, untuk menutup mal, supermarket atau pasar rakyat, jika pengelola tidak bisa mengendalikan dan melakukan pencegahan kepada para pengunjungnya.

“Belajar dari Pasar Kobong (Pasar Rejomulyo), telah terjadi lonjakan potensi penularan Covid-19 cukup besar, akibat keteledoran di pasar tersebut,” ungkap Ganjar Pranowo, di Semarang, Jumat (22/5).

Baca Juga

Menurut gubernur, lonjakan pengunjung telah terjadi di sejumlah pusat keramaian warga, yang ada di berbagai wilayah di Kota Semarang, dalam tiga hari terakhir. Khususnya di tempat- tempat perbelanjaan. Dia pun memerintahkan agar bupati dan wali kota di Jawa Tengah segera bertindak dengan cepat, dengan melakukan antisipasi berupa pengetatan penerapan protokol kesehatan serta physical distancing.

“Mohon ini diperhatikan oleh bupati dan wali kota di Jawa Tengah, rasa-rasanya dalam dua hari ini akan ada banyak kerumunan orang belanja menjelang Lebaran, ketati saja protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19,” tegasnya.

Bahkan, jika masih terjadi kerumunan banyak orang --karena pengunjung susah diatur atau pengelolanya yang teledor—Ganjar pun meminta agar bupati maupun wali kota tidak segan melakukan penutupan pusat keramaian tersebut.

Sebab, menurut gubernur, saat ini situasinya sudah semakin membahayakan, terlebih di pusat-pusat keramaian. Maka pencegahan dan pengontrolan ketat pada mereka yang hendak belanja di pasar, mal, supermarket harus diperketat. Kalau pengelola tidak bisa melakukan, lebih baik tutup saja.

“Karena ini kondisinya sudah kritis, banyak warga datang berbelanja karena sudah terima THR, banyak uang cash jadi ini sangat berbahaya dan berpotensi menjadi sumber penyebaran,” tandasnya.

Gubernur mencontohkan, di Kota Semarang terjadi lonjakan kasus secara signifikan akibat masyarakat masih nekat berkunjung ke pasar, mal maupun supermarket.

Salah satu kejadiannya di Pasar Kobong, saat dilakukan rapid tes ada 26 orang yang berasal dari Kabupaten Demak terkonfirmasi reaktif. Sehingga membuat angka orang tanpa gejala (OTG) pun langsung melonjak. “Inilah kondisi yang saya sebutkan sudah kritis,” kata Ganjar.

Selain penutupan mal dan pasar, gubernur juga meminta agar para kepala daerah kompak menginstruksikan warganya untuk menjalankan shalat Idul Fitri di rumah.

“Saya berharap semua bisa mengajak ‘yuk Sholat Id di rumah saja’. Lagipula Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan imbauan tersebut dan bahkan telah menyiapkan panduannya. “Sehingga kita akan bisa lebih tenang,” tegas Ganjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement