Jumat 22 May 2020 18:25 WIB

Astronom: Hilal tidak Tampak Sore Ini

Saat matahari terbenam hari ini, Jumat (22/5) di wilayah Indonesia belum ijtimak.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Muhammad Akbar
Petugas observatorium Tgk Chiek Kuta Karang Kementerian Agama Aceh memantau posisi hilal dari pesisir pantai Lhoknga di Aceh Besar, Aceh, Kamis (23/4/2020). Kementerian Agama melakukan pamantauan di 82 titik yang tersebar di 34 provinsi untuk pengamatan bulan baru (hilal) guna menetapkan awal bulan Ramadhan 1441 Hijriah
Foto: IRWANSYAH PUTRA/ANTARA
Petugas observatorium Tgk Chiek Kuta Karang Kementerian Agama Aceh memantau posisi hilal dari pesisir pantai Lhoknga di Aceh Besar, Aceh, Kamis (23/4/2020). Kementerian Agama melakukan pamantauan di 82 titik yang tersebar di 34 provinsi untuk pengamatan bulan baru (hilal) guna menetapkan awal bulan Ramadhan 1441 Hijriah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Ramadhan diprediksi akan genap tiga puluh hari, berdasarkan pengamatan astronom pada posisi hilal. Sidang itsbat diadakan oleh Kementerian Agama petang ini.

Astronom ITB Moedji Raharto menjelaskan, berdasarkan pengamatannya, saat matahari terbenam hari ini, Jumat (22/5) di wilayah Indonesia belum ijtimak.

"Hilal belum terbentuk konjungsi baru akan berlangsung lewat tengah malam, 23 Mei 2020 sekitar pukul 00:40 WIB. Jadi sore ini tidak ada hilal," ujar Moedji Raharto kepada Republika.co.id, Jumat (22/5).

Menurut Moedji, apabila dari salah satu pengamat ada yang lapor melihat hilal, objeknya pasti bukan hilal. Hilal awal Syawal 1441 H baru bisa dilihat besok sore, Sabtu 23 Mei 2020.

"Insya allah Lebaran pada  Ahad, 24 Mei 2020," kata Moedji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement