Jumat 22 May 2020 14:44 WIB

Banyak Keramaian, Pemerintah Diminta Perketat PSBB

Banyak warga yang kebingungan dengan kebijakan PSBB dari pemerintah.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Mas Alamil Huda
Warga memadati pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (21/5).
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
Warga memadati pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IX DPR Ansory Siregar menyayangkan adanya keramaian warga di sejumlah tempat, di berbagai daerah saat pandemi Covid-19. Seharunya, pemerintah lebih memperketat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Pemerintah juga pengawasannya harus ketat serta harus satu kata dalam penanganan Covid-19 dan PSBB ini," ujar Ansory saat dikonfirmasi, Jumat (22/5).

Saat ini, ia melihat banyak warga yang kebingungan dengan kebijakan PSBB dari pemerintah. Sehingga, bukan hal yang aneh jika masih ada orang yang beraktivitas di luar rumah, karena kurangnya ketegasan.

"Sehingga (PSBB) membingungkan masyarakat, jangan salah kalau masyarakat dalam kebingungan," ujar Ansory.

Meski begitu, ia mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Agar jumlah kasus positif di Indonesia terus menurun, sehingga aktivitas dapat kembali seperti semula.

"Jadi harus mengikuti peraturan yang ada di PSBB, tetap stay at home, jaga jarak, jangan dulu mudik atau pulang kampung," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Diketahui, terdapat 973 kasus tambahan virus Covid-19 pada Kamis (21/5). Angka tersebut adalah yang tertinggi sejauh ini dalam kasus harian. Data terbaru pada Kamis (21/5) pukul 12.00 WIB, kasus konfirmasi positif mencapai 20.162. Sedangkan 4.838 orang sembuh dan 1.278 orang meninggal.

"Peningkatan ini luar biasa dan peningkatan inilah yang tertinggi ini terjadi di Jawa Timur khususnya," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement