REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan, ada 58 ribu seniman yang tercatat membutuhkan bantuan dana selama pandemi Covid-19.
Hilmar menyebut sampai saat ini sudah terkumpul daftar nama seniman yang membutuhkan bantuan lantaran tidak memiliki pendapatan selama pandemi. Daftar seniman tersebut termasuk para seniman tradisional yang menggantungkan hidupnya hanya pada seni pertunjukan.
"Pertama terkumpul 38 ribu nama-nama seniman Indonesia termasuk seniman tradisi, lalu ada tambahan lagi 20 ribu nama dan totalnya jadi 58 ribu," ujar Hilmar dalam konferensi virtual konser Jakarta City Philharmonic, Kamis (21/5).
Bantuan yang diberikan oleh Dirjen Kebudayaan dibagi menjadi dua, yakni bantuan bersifat langsung atau yang disebut dana apresiasi berjumlah Rp 1 juta dan kolaborasi konser. "Bantuan yang sifatnya langsung terutama untuk yang enggak punya pendapatan lain jadi kita cari solusi tercepat. Teman-teman tinggal SMS sebut nama dan beri bukti kalau dia betul-betul seniman bisa lewat foto, nanti langsung kita transfer," jelas Hilmar.
Untuk gelombang pertama, pihak Dirjen Kebudayaan akan mengirimkan dana kepada 27 ribu seniman yang sudah terverifikasi. Nantinya akan ada gelombang baru, karena sampai saat ini masih banyak data baru yang masuk.
"Ini yang pertama kan yang sifatnya darurat, nanti bentuknya juga akan ada banyak enggak cuma transfer. Untuk pertama memang 27 ribu orang. Pembayaran akan langsung dari Kementerian Keuangan, bukan dari kita. Saya rasa Jumat ini sudah mulai," kata Hilmar.
Hilmar juga akan melakukan pencocokan data agar bantuannya tidak tumpang tindih dengan proyek kolaborasi lain sehingga para seniman yang terdaftar rata mendapatkannya. "Yang 27 ribu orang itu murni dari APBD, kolaborasi ini adalah kerjasama. Sasarannya gimana? Sebisa mungkin tidak ada duplikasi, kita upayakan orang yang sama tidak dapat beberapa kali. Kita berusaha menjangkau seluas mungkin," ujar Hilmar.