Kamis 21 May 2020 20:35 WIB

Erick Thohir Apresiasi Penanggulangan Covid-19 di Jawa Barat

Jabar bisa melalui ini semua terutama dalam memulihkan ekonomi masyarakat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan kerja ke Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Erick menyerahkan bantuan kesehatan dan pangan pada pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bantuan diterima langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (21/5). Kemudian, kunjungan dilanjutkan ke Kantor Bio Farma di Jalan Pasteur dan terakhir kunjungan ke Gudang Bulog Jabar di Jalan Gede Bage Kota Bandung.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan kerja ke Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Erick menyerahkan bantuan kesehatan dan pangan pada pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bantuan diterima langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (21/5). Kemudian, kunjungan dilanjutkan ke Kantor Bio Farma di Jalan Pasteur dan terakhir kunjungan ke Gudang Bulog Jabar di Jalan Gede Bage Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Menteri BUMN Erick Thohir, mengapresiasi upaya penanggulangan Covid-19 di Jawa Barat yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gugus Tugas-nya. Karena, dinilai bisa menghadirkan keseimbangan antara penanggulangan Covid-19 dan dampak ekonominya melalui bantuan sosial (Bansos).

"Jadi Jabar salah satu contoh yang bagus saya rasa, walaupun ada kekurangan ya biasa, enggak ada yang sempurna, kesempurnaan itu milik Allah. Tadi pak gubernur sudah menjelaskan, pak gubernur sudah melakukan hal-hal yang luar biasa," ujar Erick di Bandung, Kamis (21/5).

Erick menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan di antaranya, termasuk Bansos yang sudah disalurkan dan dalam proses pendistribusian tahap selanjutnya. Penyaluran Bansos dan penanggulangan Covid dengan menekan angka penyebaran yang dilakukan di Jabar selama ini sesuai dengan yang diharapkan oleh presiden.

"Bahwa ada balance antara bansos dan juga penanggulangan. Karena kondisi saat ini beda dengan 1998 dan 2008 yang berdasarkan krisis moneter duluan, kalau sekarang ini krisis daya beli dan kesehatan jadi impact-nya kerasa," kata Erick. 

Secara umum, kata Erick, setiap kepala darah telah melakukan penanganan  covid yang luar biasa. Ia pun, tidak bisa membandingkan gubernur satu dengan yang lainnya atau pemimpin daerah dengan daerah lainnya, karena masing-masing punya strategi.

Namun, kata dia, yang penting pemerintah pusat dan daerah bersinergi, dengan kondisi di lapangan yang berbeda. Oleh karena itu, program PSBB sendiri bermacam-macam ada yang seperti Jabar atau Bali. Misalnya, di Bali ada yang melibatkan hukum adat tapi kalau di Jabar beda lagi.

"Yang penting saya yakini para kepala daerah hari ini sudah memberikan prestasi yang luar biasa bahwa kurva sudah mulai menurun," katanya.

Walaupun, Erick mengakui, memang ada kenaikan kurva akhir-akhir ini. Hal itu, terjadi bukan karena apa-apa tapi karena ada yang banyak pulang dari luar negeri. "Itu yang namanya kasus import, yang sudah seyogyanya pemerintah pusat dan daerah harus melayani warga negaranya,"kata Erick. 

Erick pun yakin, Jabar bisa melalui ini semua terutama dalam memulihkan ekonomi masyarakat. "Alhamdulillah saya yakin apalagi kalau pandemi ini selesai dengan baik tadi pak gubernur optimistis (ekonomi segera pulih di antaranya dari sektor pariwisata) turis yang ada di jabar itu mayoritas turis lokal,  jadi turis lokal insyaallah akan membuat stabil tinggal nanti penerapan protokol kesehatannya," paparnya. 

Di sisi lain, kata dia, kementeriannya pun saat ini menjalankan protokol kesehatan agar bisa berjalan lagi karena sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia itu dari BUMN. "Ini yang mau kita pastikan ada penyeimbangan," katanya. 

Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyampaikan kondisi dan penanggulangan Covid-19 di Jabar pada Erick ketika menerima Erick di ruang tamu utama Gedung Pakuan. Jabar presentase kasusnya berada diurutan 23 nasional sebelumnya 12. 

"Jadi jangan dilihat jumlah kasus tapi populasi. Jumlah 1500 rasionya kecil dari 50 juta penduduk Jabar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement