REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Cuci Darah menjadi momok yang menakutkan bagi semua orang. Bukan tanpa alasan, selain biayanya yang mahal, serta rutin. Seperti yang dialami Mimin (37 tahun), seorang wanita sebagai ibu rumah tangga yang berasal dari daerah Garawangi Kecamatan Puspahiang Tasikmalaya.
"Tidak ada yang terlintas di pikiran saya pada waktu itu selain menjual ladang kami,” ujarnya mengenang kejadian pada April 2014 lalu tatkala dirinya divonis gagal ginjal oleh dokter di RS Jasa Kartini.
Namun akhirnya Mimin bisa bernafas lega setelah mengetahui bahwa biaya pengobatan untuk penyembuhan penyakitnya itu ditanggung seluruhnya oleh JKN-KIS BPJS Kesehatan. Dirinya adalah seorang peserta JKN-KIS dari segmen PBPU sejak Januari 2014. Setelah menjalani beberapa kali cuci darah, Mimin akhirnya dapat beraktivitas seperti biasa lagi dengan tidak mengeluarkan biaya satu rupiah pun untuk pengobatan tersebut.
"Dengan menjadi peserta JKN-KIS, saya merasa sangat terbantu karena tidak perlu khawatir akan biaya pelayanan kesehatan. Saya berharap masyarakat semakin percaya dan ikut serta mendukung demi keberlangsungan program ini dikarenakan sangat banyak masyarakat yang terbantu dengan adanya program JKN-KIS ini. sebelumnya pertama kali tahu terkena gagal ginjal, dunia ini rasanya gelap, membayangkan besarnya biaya pengobatannya saja saya tidak berani. Namun tidak menyangka dengan kartu ini, semua biaya pengobatan saya ditanggung. Sangat bersyukur saya,” ungkap Mimin dengan mata berkaca-kaca.
Mimin pun berharap agar masyarakat lain yang mengalami sakit seperti dirinya dapat sembuh tanpa harus terkendala biaya.
“Semoga program mulia ini dapat terus berjalan dan menolong orang-orang seperti kami. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta JKN-KIS yang sehat dan rajin membayar iuran karena dengan iuran yang dibayarkan sangat membantu dirinya dalam menjalani pengobatan ini," tutup Mimin.