Rabu 20 May 2020 00:55 WIB

Pemkab Ngawi: 10 Persen Sampel Rapid Test Reaktif

Rapid test di Ngawi sudah dilakukan terhadap 994 orang.

Petugas Dinas Kesehatan melakukan rapid test. Ilustrasi
Foto: ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Petugas Dinas Kesehatan melakukan rapid test. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Ngawi, Jawa Timur menemukan hampir 10 persen dari sampel peserta rapid test atau tes cepat deteksi virus corona yang dilakukan di wilayah setempat hasilnya reaktif.

Bupati Ngawi sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Ngawi Budi Sulistyono mengatakan, sejauh ini sudah delapan pasar tradisional dan dua pos penyekatan pemantauan arus mudik yang diskrining melalui rapid test dengan jumlah sampel peserta sebanyak 994 orang.

"Hasilnya, dari 944 orang yang menjalani rapid test, sebanyak 99 orang di antaranya dinyatakan reaktif Covid-19. Hampir semuanya pedagang," ujar Bupati Kanang, sapaan akrab Budi Sulistyono di Ngawi Selasa (20/5).

Menanggapi hasil skrining yang menunjukkan 99 pedagang reaktif Covid-19, pihaknya menyebut harus ada perhatian lebih terhadap lokasi yang dinilai rawan penyebaran.

"Target kami bulan ini klaster mana saja yang rawan penyebaran sudah terpetakan. Hal itu agar puncak pandemi di Ngawi bisa segera diketahui," kata dia.

Ia menjelaskan, dari 99 pedagang yang dinyatakan reaktif itu tidak semuanya berasal dari Ngawi. Justru mayoritas tercatat sebagai warga luar daerah.

Sebagai tindak lanjut dari temuan tersebut, dalam waktu dekat semua pedagang yang dinyatakan reaktif akan dilakukan tes swab untuk dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya. Sedangkan pedagang dari luar daerah akan dikomunikasikan dengan pemkab masing-masing.

Bagi pedagang luar daerah lainnya yang belum menjalani rapid test, Kanang menegaskan mereka wajib membawa surat keterangan kesehatan lengkap disertai hasil tes cepat. Hal itu wajib dilakukan jika hendak berdagang di Ngawi.

"Kalau tidak bawa (surat sehat bebas Covid-19), tidak kami izinkan masuk di wilayah Ngawi," katanya.

Pihaknya akan terus menelusuri klaster-klaster baru lainnya, khususnya beberapa pasar tradisional yang belum diskrining. Sasarannya sementara adalah para pedagang.

Mengenai klaster lain, Kanang mengaku sudah menyurati perbankan dan beberapa perusahaan di Ngawi agar melakukan rapid test mandiri bagi karyawannya.

"Untuk perbankan, kami masih menunggu informasi lebih lanjut. Sedangkan untuk perusahaan, ada dua yang menyatakan tidak sanggup melakukan rapid test mandiri," katanya.

Kedua perusahaan tersebut adalah Swalayan Luwes dan Tiara yang masing-masing memiliki 51 dan 86 karyawan. Rencananya, selain melakukan skrining di pasar tradisional, Pemkab Ngawi juga akan melakukan rapid test di kedua toko modern tersebut, khususnya tenaga kasir.

Bupati menegaskan, upaya-upaya tersebut dilakukan guna memutus rantai penyebaran Covid-19di Ngawi. Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Ngawi mencatat, jumlah pasien positif Covid-19 di wilayah Ngawi hingga 19 Mei 2020 mencapai enam orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement