Ahad 24 May 2020 11:52 WIB

NU dan Muhammadiyah Masifkan Fasilitas Cuci Tangan

NU dan Muhammadiyah memasifkan fasilitas cuci tangan bersama

Pekerja memproduksi tempat cuci tangan
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja memproduksi tempat cuci tangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dua organisasi Islam terbesar di Tanah Air, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sedang memasifkan fasilitas cuci tangan bersama sebagai bentuk penanganan Covid-19 di tengah masyarakat.

"Ini sedang kami masifkan. Kalau ada istilahnya cuci tangan 20 detik, bisa kita ganti sambil baca surah Al Fatihah, artinya, ya, lamanya segitu," kata Ketua Satuan Tugas NU Peduli Covid-19 dr Muhamad Makky Zamzani saat diskusi daring dengan tema "Dukungan Relawan Organisasi Keagamaan dan Relawan Indonesia Bersatu" belum lama ini.

Ia mengatakan hal itu diterapkan terutama di titik-titik yang memang tetap harus ada aktivitas misalnya pasar serta tempat banyak perkumpulan orang lainnya.

Namun, dalam penerapannya juga dibutuhkan kontribusi dari masyarakat sekitar terutama jika air atau sabun untuk cuci tangan tersebut habis sehingga harus ada gotong royong dalam penanganannya.

"Agak sulit karena fasilitas ini diletakkan begitu saja sehingga kita mohon keterlibatan masyarakat untuk mengisi airnya secara rutin," ujar dia.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Bidang Kerjasama dan Advokasi MCCC PP Muhammadiyah dr Corona Rintawan mengatakan pihaknya juga akan memasifkan kegiatan serupa dalam tiga bulan ke depan termasuk mencatat indikator ketertiban cuci tangan dan pemakaian masker di masyarakat.

Indikator ketertiban cuci tangan dan penggunaan masker itu berupa persentase, nantinya diukur secara berkala oleh para relawan Muhammadiyah yang bertugas memantaunya di lapangan.

Dengan adanya indikator dan dipantau, maka akan diketahui masyarakat yang sudah menggunakan masker dengan benar atau hanya sekadarnya serta diketahui pula data peningkatan untuk program pembuatan cairan pencuci tangan.

"Ini akan diterapkan dalam tiga hingga empat bulan ke depan, sehingga masyarakat tidak hanya diimbau tapi juga nanti dipantau. Jadi kita tahu program kita sudah efektif atau tidak," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement