REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Petani di Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat mengeluhkan harga cabai anjlok yakni hanya Rp 7.000 per kilogram jika dibandingkan dengan harga sebelumnya mencapai Rp 50 ribu per kilogram.
Seorang pentani di Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok Hendri (30) mengatakan turunnya harga cabai tersebut sudah berlangsung sejak tiga bulan yang lalu secara bertahap.
Kemudian ia menyebutkan sebelumnya harga cabai mencapai Rp 50 ribu per kilogram, kemudian turun menjadi Rp 25 ribu, turun lagi menjadi Rp 20 ribu per kilogram, dan terus turun menjadi Rp 10 ribu. Sampai sekarang masih turun hanya Rp 7.000 per kilogram.
"Selain harga yang murah, perawatannya juga susah membutuhkan biaya yang mahal. Akan tetapi harus bagaimana lagi petani terpaksa menjual dengan harga Rp 7.000," kata dia, Sabtu (16/5).
Ia mengaku mengalami kerugian yang cukup besar dengan penjualan cabai yang hanya Rp 7.000 tersebut. Karena biaya perawatannya yang cukup mahal. "Biasanya sekali panen dengan berat 500 kilogram mendapat omset puluhan juta. Namun sekarang tidak mencukupi," ujar dia.
Lebih lanjut ia menyebutkan harga tomat juga murah hanya Rp 2.500 per kilogram jika dibandingkan dengan harga sebelumnya mencapai Rp 5.000 per kilogram. "Penurunan harga tomat ini juga sudah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu," kata dia.
Ia mengatakan tidak mengetahui pasti penyebab turunnya harga cabai dan tomat tersebut dan berharap harganya kembali naik. Petani lainnya Yanti (35) menyebutkan sejumlah tanaman lainnya berupa bawang merah mengalami kenaikan harga mencapai Rp 45 ribu per kilogram dibandingkan dengan harga sebelumnya hanya Rp 20 ribu per kilogram.
"Kenaikan harga bawang ini memang sudah cukup lama bertahan yaitu sekitar dua bulan yang lalu," kata dia.
Lebih lanjut ia menyebutkan kubis juga mengalami kenaikan harga mencapai Rp 3.000 per kilogram dari harga sebelumnya hanya Rp 1.000 per kilogram. "Kebetulan tanaman yang banyak dipanen oleh petani di Alahan Panjang saat ini berupa cabai dan tomat, makanya harganya anjlok," sambungnya.
Sedangkan untuk bawang merah sendiri, kata dia saat ini masyarakat di Alahan Panjang lebih banyak yang sedang melakukan penanaman ketimbang yang panen. Menurut petani lainnya Edi (45 tahun) kerugian petani cabai saat ini mencapai 90 persen, sedangkan kerugian petani tomat mencapai 65 persen.
"Karena biaya perawatannya yang tidak sedikit seperti upah pengolahan lahan serta harga pupuk dan harga pestisida juga naik, sedangkan harga cabai anjlok," kata dia.