Kamis 14 May 2020 12:16 WIB

Jabar Waspadai Gelombang Dua COVID-19

PPLN berpotensi membawa SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Petugas berjaga di pos pemeriksaan pertama untuk calon penumpang sebagai bagian dari prosedur yang harus dipenuhi penumpang pesawat yang akan terbang di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (10/5/2020). Dalam prosedur tersebut semua penumpang wajib melewati tiga pos pemeriksaan dan wajib memiliki surat keterangan Negatif COVID-19 dari rumah sakit, sesuai dengan protokol keberangkatan yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas COVID-19
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Petugas berjaga di pos pemeriksaan pertama untuk calon penumpang sebagai bagian dari prosedur yang harus dipenuhi penumpang pesawat yang akan terbang di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (10/5/2020). Dalam prosedur tersebut semua penumpang wajib melewati tiga pos pemeriksaan dan wajib memiliki surat keterangan Negatif COVID-19 dari rumah sakit, sesuai dengan protokol keberangkatan yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menguatkan koordinasi dengan semua pihak untuk mewaspadai gelombang kedua penyebaran Covid-19.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar Berli Hamdani, Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) berpotensi membawa SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. 

"Kita akan menerapkan protokol kesehatan bagi PPLN, mulai dari bandara Soekarno-Hatta, isolasi di BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Jabar, rapid test, tes swab, dan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Kabupaten/Kota," ujar Berli di Gedung Sate, Rabu malam (13/5).

Berli mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar sendiri memfasilitasi kepulangan 86 warga Jabar dari sejumlah negara sejak mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu (2/5) dan kepulangan 38 warga asal Jabar dari Arab Saudi pada Selasa (5/5). 

Menurutnya, setibanya di Bandara Soekarno-Hatta dan dilakukan pemeriksaan imigrasi, mereka melakuan rapid test. Berangkat menuju Gedung BPSDM Provinsi Jabar di Kota Cimahi untuk menjalani tes swab, pemeriksaan klinis dan karantina. Hal itu diterapkan untuk memastikan mereka dalam kondisi sehat. 

"Kalau terjadi positif swab kita berikan tata laksana kasus Covid-19 sesuai prosedur. Kalau tidak ada gejala bisa menjalankan isolasi di BPSDM, atau isolasi di rumah sakit kalau ada gejala, di 105 RS rujukan yang sudah ditetapkan Gubernur Jawa Barat," kata Berli.

Protokol kesehatan,  akan diterapkan kepada pekerja migran Indonesia asal Jabar yang mengalami repatriasi. sejak 1 Januari-11 Mei 2020, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinakertrans) Jabar mencatat 5.320 pekerja migran asal Jabar menjalani pemulangan.

Berdasarkan catatan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), sebanyak 34.300 pekerja migran dari 54 negara akan kembali ke Tanah Air pada Mei-Juni 2020. Sebelumnya, pada Januari sampai 4 Mei 2020, sebanyak 126.742 pekerja migran Indonesia dipulangkan.

"Kita sudah menyiapkan tim untuk melakukan penjemputan, berkoordinasi dengan pihak Bandara Soekarno-Hatta, sehingga PPLN dan pekerja migran yang mengalami repatriasi akan menjalani protokol kesehatan yang ketat," kata Berli.

Berdasarkan data PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar pada Rabu (13/5) pukul 19:00 WIB, 237 pasien Covid-19 sudah dinyatakan sembuh, 1.556 terkonfirmasi positif Covid-19, dan 98 pasien meninggal dunia. 

Sedangkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 7.066, selesai pengawasan 4.543 orang, dan pasien masih dalam pengawasan sebanyak 2.523 orang. Untuk ODP sebanyak 44.595 orang, selesai pemantauan sebanyak 37.502 orang, dan orang masih dalam pemantauan sebanyak 7.093 orang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement