Kamis 14 May 2020 12:07 WIB

Bekerja dari Rumah, Mungkinkah Jadi Norma Baru?

Pakar melihat akan ada ledakan bekerja dari rumah hingga dua tahun ke depan.

Warga bekerja dari rumah di kawasan Petamburan, Jakarta. Pandemi corona telah memaksa pekerja di seluruh dunia untuk bekerja dari rumah. Ke depannya, bekerja dari rumah diyakini akan menjadi norma baru kehidupan.
Foto: ANTARA FOTO
Warga bekerja dari rumah di kawasan Petamburan, Jakarta. Pandemi corona telah memaksa pekerja di seluruh dunia untuk bekerja dari rumah. Ke depannya, bekerja dari rumah diyakini akan menjadi norma baru kehidupan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Retno Wulandhari, Antara

Bekerja dari rumah bagi industri yang memungkinkan telah menjadi norma baru di tengah pandemi virus corona. Sejumlah perusahaan teknologi raksasa di Amerika bahkan mengadopsi pola kerja dari rumah secara permanen.

Baca Juga

Twitter menjadi perusahaan pertama yang mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Dilansir dari Reuters, Twitter menyatakan tidak akan membuka kembali sebagian besar kantornya hingga September nanti. Platform media sosial itu juga memastikan tidak akan ada perjalanan bisnis untuk periode waktu tersebut.

Selain itu, para karyawan Twitter  dibebaskan bekerja dari rumah. Meski demikian, Twitter tidak menyebutkan dengan rinci berapa jumlah karyawan yang diperbolehkan untuk tidak lagi bekerja dari kantor.

CEO Twitter, Jack Dorsey, bahkan sudah berencana untuk pindah dan bekerja dari Afrika selama tiga sampai enam bulan pada pertengahan tahun ini. Dorsey mengatakan rencananya tersebut didorong oleh krisis kesehatan yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Facebook dan Google juga berencana memperpanjang masa bekerja dari rumah bagi karyawannya. Kebijaka tersebut disebut akan dilakukan Facebook dan Google hingga akhir tahun.

Meski akan segera membuka kembali kantornya, sistem kerja kedua perusahaan akan lebih fleksibel. Dilansir dari BBC, Google awalnya mengatakan akan menerapkan kebijakan kerja dari rumah sampai 1 Juni, namun perusahaan merevisinya dan memperpanjang selama tujuh bulan ke depan. Sementara Facebook akan membuka kembali kantornya pada 6 Juli usai lockdown dicabut.

Direktur eksekutif Google, Sundar Pichai, mengatakan bagi karyawan yang butuh bekerja di kantor bisa melakukannya mulai Juli nanti dengan tetap menjaga keamanan di tempat bekerja. Namun, bekerja dari rumah akan tetap diberlakukan hingga akhir tahun bagi karyawan yang bisa membawa pulang pekerjaannya.

Pengumuman dari Google ini bertepatan dengan pengumuman yang disampaikan oleh Facebook. Facebook menegaskan memperpanjang masa kerja dari rumah dilakukan untuk melindungi karyawan.

Facebook saat ini masih menentukan karyawan mana saja yang akan bekerja dari rumah atau kembali ke kantor. Facebook merupakan perusahaan teknologi pertama yang meminta karyawannya bekerja dari rumah sejak pandemi Covid-19 merebak. Platform media sosial ini bahkan memberi bonus hingga 1.000 dolar AS bagi karyawan yang bekerja dari rumah.

Ekonom Universitas Stanford, Nicholas Bloom, yang juga co-director bidang produktivitas, inovasi, dan kewirausahaan di National Bureau of Economic Research, mengatakan pandangan tentang bekerja dari rumah telah berubah. "Kini tak ada lagi stigma tentang bekerja dari rumah," katanya, dikutip dari NBC News.

Bloom mengatakan, dalam jangka waktu dua tahun ke depan, dia percaya akan ada ledakan bekerja dari rumah di industri yang memungkinkan. Alasannya, pekerja dan perusahaan sudah membuktikan bekerja dari rumah memungkinkan. Tak ketinggal upaya ini sudah dilakukan selama beberapa bulan dan tidak sedikit yang sudah diinvestasikan untuk itu.

Masa depan bekerja dari rumah tapi mungkin akan terjadi dengan skenario yang berbeda saat anak-anak sudah bisa kembali sekolah. Karyawan tetap masih bisa memiliki opsi untuk bekerja dari kantor beberapa hari dalam sepekan.

"Itu, saya pikir, akan menjadi norma baru dan itu adalah langkah besar dua hingga tiga kali dari praktik bekerja dari rumah sebelum pandemi," katanya.

Profesor bidang manajemen di Universitas Northeastern, Barbara Larson, juga melihat kemungkinan besar adanya kekurangan kepadatan di kantor selama setahun hingga dua tahun ke depan dalam industri yang memungkinkan. "Tapi belum ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam waktu yang lebih lama," ujar dia.

Bloom pada 2015 pernah membuat studi tentang pekerja call center China yang lebih jarang mengambil waktu jeda istirahat dan 13 persen lebih produktif saat bekerja di rumah. Dalam jangka panjang, Bloom meyaini bekerja dari rumah memiliki manfaat ke karyawan dan perusahaan.

Larson namun mengingatkan untuk tidak memukul rata masalah bekerja dari rumah saat pandemi. Ketika memutuskan pekerja apa yang bisa kembali bekerja dari kantor harus ada keputusan matang, misalnya tentang tipe pekerjaan apa yang memang paling baik dilakukan saat bekerja dari rumah.

Perusahaan katanya perlu melihat urusan kembali bekerja ke kantor secara hati-hati. Tidak semata melihatnya dari kaca mata kesehatan.

Bekerja dari rumah di masa pandemi juga tidak mudah bagi pekerja yang belum pernah mempraktikkannya.  Psikolog lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa Maya Sita Darlina mengatakan, para pekerja perlu mengatur waktu dan jadwal kegiatan selama bekerja dari rumah. Menurutnya, strategi tersebut dapat membantu mengatasi stres atau beban psikologis akibat pekerjaan yang menumpuk selama WFH.

"Bekerja dari rumah membuat sebagian masyarakat merasa bosan bahkan jenuh hingga stres," katanya. Maya mengatakan, tumpang tindih pekerjaan hingga rasa bosan dapat memicu beban pikiran yang negatif bahkan menimbulkan sakit. Pola hidup yang berubah dari kebiasaan juga menjadi tantangan tersendiri. Terlebih lagi, bagi para orang tua yang harus mendampingi anak-anak selama belajar di rumah.

"Tak sedikit yang mengeluh dan pusing atau stres menghadapi situasi ini," katanya.

Ketika rumah berubah menjadi kantor, situasi menjadi tumpang tindih dengan tuntutan untuk berinteraksi dengan keluarga. Belum lagi, masyarakat berhadapan dengan situasi yang serba tidak pasti dan banyak informasi negatif beredar di lini masa.

Oleh karena itu, Maya menyarankan perlunya melakukan self regulation, yaitu mengatur waktu atau membuat jadwal kegiatan sehingga satu per satu kegiatan dapat diselesaikan. Melalui self regulation, orang bisa merencanakan, mengendalikan, mengevaluasi, serta mengadaptasi kondisi dari dalam diri maupun lingkungan untuk mencapai tujuannya.

Lebih lanjut, Maya mengatakan, ritme pekerjaan yang padat dan jam kerja yang tinggi di kantor juga perlu disesuaikan dengan suasana kerja di rumah agar seluruh tugas tetap dapat dikerjakan. Bantuan teknologi juga dapat dimanfaatkan sehingga mempermudah dan mempercepat pekerjaan.

"Pada prinsipnya WFH atau bekerja dari rumah itu bukan hari libur, tetapi tetap bekerja. Hanya lokasi kerjanya saja yang berbeda, sehingga perlu penyesuaian dari diri kita untuk bisa menjalankannya dengan baik," katanya.

photo
Infografis Sanksi tak Pakai Masker Saat PSBB - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement