REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY akan melakukan pengembangan pelaksanaan rapid test secara massal. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, seluruh pemerintah kabupaten dan kota di DIY telah diminta untuk memperluas pelaksaan rapid test massal.
Pengembangan pelaksanaan rapid test secara massal di DIY ini akan menjangkau tempat-tempat keramaian. Rapid test massal ini sebelumnya dilakukan untuk masyarakat yang berhubungan dengan klaster besar penularan Covid-19 di DIY.
"Intinya kita akan lakukan pengembangan terhadap rapid test secara massal, khususnya di tempat-tempat keramaian. Bupati dan wali kota telah disampaikan untuk tes massal di supermarket, pasar tradisional, dan di tempat kerumunan lainnya," kata Aji, di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (13/5).
Aji menyebut pelaksanaan rapid test massal di tempat-tempat keramaian ini akan segera dilaksanakan. Mengingat, rapid test terhadap masyarakat yang berhubungan dengan klaster besar penularan Covid-19 masih berjalan.
Untuk pengambilan sampel rapid test ini akan dilakukan secara acak. Sehingga, dapat diketahui apakah ada penularan Covid-19 atau tidak di tempat keramaian yang dilakukan rapid test tersebut.
"Kalau pasarnya kecil, sampelnya nanti kita ambil sampel pedagang dan pengunjung misalnya 500 orang atau 200 orang. Lalu di supermarket nanti ada pengunjungnya dan karyawannya akan kita ambil sampel," ujar Aji.
Terkait hasil rapid test nantinya, pemerintah kabupaten/kota pun sudah menyiapkan tempat isolasi jika didapat hasil reaktif. Sehingga, tidak harus langsung dibawa ke rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
Sebab, tidak semua hasil reaktif yang mengalami gejala Covid-19. Untuk itu, bagi yang mendapat hasil reaktif akan dilanjutkan dengan tes swab untuk menentukan apakah positif atau negatif terinfeksi Covid-19.
"Sleman menyampaikan sudah punya (tempat isolasi) di Asrama Haji dan juga ada di Kalasan, lalu ada Wisma Sembada. Bantul juga ada beberapa tempat. D Kota Yogya ada Wisma PU, di Gunungkidul ada balai desa yang digunakan," jelasnya.