REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG BALAI KARIMUN – Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Balai Karimun melakukan pemeriksaan awal atas musibah kandasnya kapal MV. Sharaz berbendera Iran dan KM. Samudera Sakti I berbendera Indonesia di perairan Batu Berhenti Pulau Sambu Kepulauan Riau.
Sebelumnya, Kemenhub mengerahkan 3 (tiga) kapal patroli, antara lain KN. 366 dari KSOP Tanjung Balai Karimun cq. Wilayah Kerja Pulau Sambu, KN. Kalimashada - P.115 dan KN. Sarotama - P.112 dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Kelas II Tanjung Uban untuk mengevakuasi dan melakukan pengawasan keselamatan pelayaran di lokasi musibah tersebut.
Adapun KSOP Tanjung Balai Karimun juga telah melakukan survey untuk melaksanakan pemeriksaan awal, pengumpulan data/dokumen dan keterangan sebagai penyebab kejadian terhadap peristiwa kandasnya kedua kapal tersebut.
“Dapat kami sampaikan bahwa dari kedua kejadian kandasnya kapal MV. Sharaz dan kapal KM. Samudera Sakti I di Perairan Batu Berhenti Pulau Sambu tidak menimbulkan korban, baik korban luka-luka maupun korban jiwa,” ujar Kepala KSOP Tanjung Balai Karimun, Capt. Barlet Silalahi saat mengungkap hasil laporan pemeriksaan awal terhadap kejadian tersebut di Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau, dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id, Rabu (13/5).
Ia menjelaskan, bahwa kapal MV. Shahraz telah mengalami kebocoran dan terlihat perubahan struktur kapal. “Kapal terlihat bengkok atau hogging,” kata Barlet.
“Sedangkan untuk Kapal KM. Samudera Sakti I tidak terlihat secara visual ada atau tidaknya kerusakan,” tambahnya.
Batlet mengatakan, bahwa pada Senin (11/5) pukul 23.00 WIB, KM. Samudera Sakti I berhasil terapung kembali. “Kapal KM. Samudera Sakti I telah berhasil berlabuh di perairan yang aman di perairan Batam,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Patroli dan Penjagaan, Capt. Herbert Marpaung mengungkapkan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan UPT di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut dan instansi lainnya untuk memastikan keselamatan pelayaran di perairan sekitarnya.
“Kami juga terus berupaya untuk mengkoordinasikan upaya-upaya salvage, pengapungan dan pencegahan pencemaran, serta melakukan pengawasan terhadap kondisi kapal,” ujar Herbert.
Herbert menyebutkan, bahwa survey pemeriksaan awal yang dipimpin langsung oleh Kepala KSOP Tanjung Balai Karimun, Capt. Barlet Silalahi tentunya melalui proses pemeriksaan ketat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Seluruh personil KSOP Tanjung Balai Karimun sebelum naik ke atas kedua kapal tersebut telah melalui pemeriksaan kesehatan dalam rangka antisipasi pencegahan penyebaran Covid-19 yang dilakukan oleh KKP," kata Herbert.