Rabu 13 May 2020 12:01 WIB

Ada Perbedaan Gejala Klinis Pasien Covid-19 Wuhan dan Jatim

Mayoritas pasien positif Covid-19 di Jatim bergejala demam, di Wuhan mayoritas batuk

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Dirut RSUD dr Soetomo Joni Wahyuhadi (kanan)
Foto: ANTARA/moch asim
Dirut RSUD dr Soetomo Joni Wahyuhadi (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr. Joni Wahyuhadi mengakui adanya perbedaan jenis virus Covid-19 di Wuhan dengan di Jatim. Perbedaan virus ini membuat gejala yang dirasakan pasien terjangkit Covid-19 pun berbeda.

Joni menjelaskan, berdasarkan survei yang dilakukan sebagian besar pasien positif Covid-19 di Jatim mengalami gejala batuk. Jumlahnya 52,1 persen. Selanjutnya bergejala pilek dengan 35,1 persen, demam 26,7 persen, dan sesak nafas sebanyak 24,7 persen.

"Kalau yang sesak nafas ini sudah masuknya kategori berat," ujar Joni di Surabaya, Rabu (13/5).

Sementara di Wuhan, China, lanjut Joni, mayoritas pasien positif Covid-19 bergejala demam. "Padahal yang di Wuhan itu (mayoritas) demam, bukan batuk. Kita demam nomor tiga,” jata Joni.

Joni mengatakan, perbedaan itu karena susunan gen dari virus corona yang tidak sama antara di Asia Tenggara dengan yang muncul di Wuhan, Eropa, dan juga Amerika. Joni mengatakan, di negara-negara lain susunan gen virus adalah tipe A dan C. Sementara di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia virusnya bertipe B.

“Yang saya baca di buku, dan di jurnal-jurnal di Asia Tenggara susunan gen (Covid-19) tipenya B. Kalau di negara lain A sama C,” kata Dirut RSUD fr Soetomo tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement