Rabu 13 May 2020 06:12 WIB

Terancam Gelombang Kedua Infeksi, Wuhan Tes 11 Juta Warganya

Kasus-kasus baru Covid-19 ditemukan di Wuhan setelah lockdown dibuka.

Seorang pria mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona saat keluar dari kereta di Beijing, Selasa (28/4). Kota Wuhan di China, yang merupakan pusat pandemi, kembali melaporkan kasus baru Covid-19 pada akhir pekan lalu.
Foto: AP / Andy Wong
Seorang pria mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona saat keluar dari kereta di Beijing, Selasa (28/4). Kota Wuhan di China, yang merupakan pusat pandemi, kembali melaporkan kasus baru Covid-19 pada akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Kamran Dikrama, Rizky Jaramaya, Lintar Satria

Otoritas Wuhan, China sedang merencanakan langkah ambisius dalam menghadapi gelombang kedua infeksi Covid-19. Setelah kasus baru Covid-19 kembali ditemukan, pemerintah setempah akan melakukan tes terhadap seluruh populasi kota yang jumlahnya sekitar 11 juta orang.

Baca Juga

Pusat Pencegahan Epidemi Covid-19 Wuhan telah memerintahkan semua distrik menyusun rencana 10 hari uji coba nukleat. Rencana itu diserahkan pada Selasa (12/5).

Tes tersebut harus mencakup penduduk tetap serta populasi yang berpindah-pindah. Kawasan perumahan dan daerah berpenduduk padat tak boleh luput dari jangkauan tes. Ketua Partai Komunis Wuhan Wang Zhonglin mengatakan, pengujian harus diperluas meskipun angka infeksi Covid-19 telah menurun signifikan.

“Kita harus menyadari secara mendalam bahwa pencapaian yang menentukan bukan berarti kemenangan yang menentukan dan menurunkan respons tanggap darurat bukan berarti menurunkan pertahanan,” katanya dikutip harian Changjiang pada Senin (11/5), dilaporkan laman South China Morning Post.

Akhir pekan lalu, Wuhan melaporkan enam kasus baru Covid-19. Warga yang terinfeksi tinggal di kompleks perumahan yang sama. Tempat tersebut dikenal sebagai Sanmin. Itu merupakan penemuan kasus pertama sejak 3 April.

Seorang warga Sanmin, yakni pria berusia 89 tahun, menunjukkan gejala pada awal Maret. Namun ia tidak dikonfirmasi sebagai pasien positif hingga Sabtu (9/5) pekan lalu. Hal tersebut mendorong otoritas setempat melakukan pengujian terhadap 5.000 warga lainnya. Hasilnya, ditemukan lima orang lainnya yang positif Covid-19.

Sejak Desember tahun lalu, Wuhan melaporkan 50.339 kasus Covid-19. Korban meninggal mencapai 3.869 jiwa.

Pada Senin (11/5), Wuhan kembali melaporkan lima kasus baru yang dikonfirmasi dan berasal dari perumahan yang sama. Salah satunya adalah istri seorang pasien infeksi viru corona berusia 89 tahun yang dikonfirmasi merupakan kasus pertama setelah lockdown dicabut.

"Saat ini tugas pencegahan dan pengendalian pandemi di kota ini masih sangat berat. Kita harus waspada dengan risiko kembalinya virus," ujar otoritas kesehatan Wuhan dalam sebuah pernyataan, dilansir Aljazirah.

Semua kasus yang dilaporkan dari klaster baru merupakan pasien tanpa gejala. Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda klinis seperti demam, namun dapat menginfeksi orang lain. China tidak memasukkan kasus tanpa gejala ke dalam penghitungan total keseluruhan kasus yang dikonfirmasi.

Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional, Mi Feng mengatakan, pihaknya saat ini sedang menelusuri infeksi baru di tujuh provinsi. Komisi Kesehatan Nasional China, seperti diberitakan Reuters, melaporkan kasus-kasus baru pada 9 sampai 14 Mei mendorong jumlah kasus terkonfirmasi di China Daratan mencapai titik tertingginya sejak 28 April.

"Dalam 14 hari terakhir, tujuh provinsi telah melaporkan kasus-kasus baru yang ditransmisikan secara lokal, dengan kasus-kasus yang melibatkan klaster terus meningkat. Kita perlu menyelidiki dan menentukan asal infeksi dan rute transmisi," kata Mi.

Kasus infeksi baru ditemukan salah satunya di sebuah kota di Provinsi Jilin yang sudah diklasifikasi ulang sebagai daerah risiko penularan tinggi. Pada Ahad (10/5) pemerintah Provinsi Jilin meningkatkan status resiko di Kota Shulan dari medium menjadi tinggi. Status kota itu naik dari risiko rendah ke medium setelah 7 Mei lalu seorang perempuan dinyatakan positif Covid-19.

Pada 9 Mei, Shulan mengkonfirmasi sebelas kasus infeksi baru. Semuanya adalah anggota keluarga perempuan tersebut atau orang yang sempat melakukan kontak dengan perempuan itu atau keluarganya. 

Pemerintah Provinsi Jilin menyatakan, Kota Shulan meningkatkan langkah pengendalian penyebaran virus. Seperti menutup kompleks pemukiman, melarang transportasi non-esensial dan menutup sekolah.

Selain di Provinsi Jilin, ibu kota Provinsi Heilongjiang yakni kota Harbin mengkonfirmasi satu kasus. Seorang laki-laki berusia 70 tahun dikarantina sejak 9 April.

Komisi Kesehatan Provinsi Heilongjiang menyatakan, laki-laki itu sempat diperiksa tujuh kali tapi hasilnya selalu negatif. Hingga akhirnya dinyatakan positif pada 9 Mei kemarin.

Ibukota Provinsi Liaoning, Shenyang juga mengkonfirmasi satu kasus. Seseorang berusia 23 tahun yang datang dari Jilin ke Shenyang pada 5 Mei lalu.

photo
China mengolok AS hadapi Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement