REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengungkapkan bahwa pilot pesawat jenis kodiak K-100 PK - MEC milik Mission Aviation Fellowship (MAF) sempat melakukan panggilan darurat ke petugas. Ia mengungkapkan, pilot meneriakkan "mayday", namun ketika direspons, tidak ada jawaban dari pilot dan pesawat hilang kontak.
"Pesawat ini direncanakan terbang dari bandara udara Sentani, Jayapura menuju Distrik Mamit, Tolikara dengan membawa bahan sembako dan tidak berpenumpang," jelas Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Selasa (12/5).
Ahmad menjelaskan, pesawat tersebut tidak berpenumpang. Pilot pesawat yang mengudara dari bandara Sentani pada pukul 06.27 WIT itu memanggil tower "Mayday" dan meminta RBT ( mendarat darurat) pada pukul 06.29 WIT.
"Pesawatnya jatuh dan pilotnya meninggal di tempat kejadian perkara," kata Ahmad.
Sementara itu, Perwakilan KNKT Papua Norbert Tunyanan secara terpisah menginformasikan pesawat itu dikemudikan Joice Lin berkebangsaan Amerika Serikat.
Kapolres Jayapura AKBP Victor Mackbon mengabarkan, pilot tersebut ditemukan oleh tim SAR di kedalaman 13 meter dan masih di dalam kokpit pesawat.
Menurut Victor, Jenazah korban telah dievakuasi. Kini, jenazah berada di RS Bhayangkara
Pesawat dengan kode penerbangan PK-MEC milik Mission Aviation Fellowship (MAF) dilaporkan jatuh pada Selasa sekitar pukul 06.27 WIT di kawasan Danau Sentani dalam penerbangan Sentani-Mamit (Kabupaten Tolikara). Komandan Pangkalan Udara Silas Papare Marsekal Pertama TNI Tri Bowodi Jayapura mengonfirmasikan bahwa dari laporan yang diterima, pesawat nahas itu mengalami kecelakaan setelah sekitar dua menit terbang.
Tri menyebut, ada laporan dari salah satu pesawat melihat pesawat jenis Codiac itu jatuh di dua nautical mile selatan radar Bandara Sentani.