Ahad 10 May 2020 12:08 WIB

Kota Cimahi Catat 64 Orang Positif Covid-19

Tren jumlah warga Cimahi yang positif Covid-19 disebut terus naik.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Petugas memeriksa warga di pintu masuk Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Jumat (8/5). Pihak pengelola pasar menerapkan konsep physical distancing untuk mengatur jarak dengan menempelkan stiker panduan jarak di area kios pedagang serta membatasi jumlah pengunjung menjadi 100 orang dengan waktu berbelanja sekitar 30 menit per sesi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas memeriksa warga di pintu masuk Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Jumat (8/5). Pihak pengelola pasar menerapkan konsep physical distancing untuk mengatur jarak dengan menempelkan stiker panduan jarak di area kios pedagang serta membatasi jumlah pengunjung menjadi 100 orang dengan waktu berbelanja sekitar 30 menit per sesi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna mengungkapkan tren penyebaran positif corona atau Covid-19 di Kota Cimahi terus naik meski di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sempat menurun. Saat ini, menurutnya jumlah positif Covid-19 telah mencapai 64 orang.

"Setengah bulan di Cimahi terkena wabah Covid-19 dan di Cimahi, daerah kecil penduduk padat. Sampai saat ini posisi zona merah karena penyebaran di Cimahi naik terus, hari ini sudah 64 orang terpapar Covid-19," ujarnya di sela-sela penyaluran bantuan tunai sosial di PT Pos wilayah Baros, Kota Cimahi, Ahad (10/5).

Baca Juga

Menurutnya, pihaknya langsung mengevakuasi para pasien positif Covid-19 ke tempat yang sudah disiapkan dan tidak dianjurkan untuk isolasi mandiri. Sebab katanya, masyarakat relatif kurang berdisiplin.

Selama masa PSBB berlangsung sejak 22 April lalu hingga kini tren positif Covid-19 tidak mengalami kenaikan. Menurutnya, kenaikan terjadi sebelum masa PSBB di saat dilakukannya tes massal atau rapid test Covid-19.

Dampak Covid-19, Ajay mengatakan tidak hanya menyangkut masalah kesehatan. Akan tetapi, pada sektor ekonomi dimana para pelaku usaha di Kota Cimahi mayoritas bergerak di bidang jasa. 

Bagi mereka yang terkena dampak Covid-19, bantuan akan diberikan melalui pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jawa Barat. Menurutnya, jika masih terdapat masyarakat yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan maka pihaknya akan memberikan bantuan melalui dana APBD.

"Data dinsos, kami akan bantu 20 ribu KK terdampak tapi kami menyiapkan 36 ribu KK, mengantisipasi yang tidak tercatat. Insyallah kami salurkan melalui APBD," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement