REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyatakan, lembaga tersebut siap mengantisipasi arus pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Tanah Air yang diprediksi terjadi dua pekan menjelang Idul Fitri.
"Setiap kali menjelang Idul Fitri biasanya arus kepulangan pekerja migran akan meningkat. Terlebih lagi pada masa pandemi Covid-19 ini," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (9/5).
Sebagai bentuk komitmen nyata, instansi tersebut menguatkan kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) BP2MI dalam pelayanan terdepan kepulangan PMI.
Pelayanan tersebut, di antaranya memberikan bantuan 300 Alat Pelindung Diri (APD), lebih dari 3.000 masker dan 80 thermo gun atau alat pengukur suhu tubuh yang telah diserahkan kepada UPT BP2MI Jakarta dan Serang beberapa waktu lalu. "Selebihnya bantuan APD tersebut kami kirimkan segera ke seluruh UPT BP2MI di sejumlah daerah," ujar Benny.
Selain itu, instansi tersebut juga telah mengirim 500 masker ke Hong Kong untuk membantu PMI yang masih berada wilayah tersebut sebagai bentuk komitmen serius BP2MI dalam perlindungan warga negara dari ancaman COVID-19.
BP2MI memprediksi 34.300 PMI dari berbagai negara penempatan akan kembali ke Tanah Air pada Mei hingga Juni 2020. Pulangnya puluhan ribu pekerja tersebut karena kontrak kerja mereka di 54 negara sudah habis.
Rincian puluhan ribu pekerja migran tersebut, 13.074 dari Malaysia, 11.359 dari Hongkong, 3.688 dari Taiwan, 2.611 dari Singapura, 800 dari Arab Saudi, 770 PMI dari Brunei Darussalam, 323 jiwa dari Korea Selatan, 304 PMI dari Kuwait, 219 PMI dari Italia, 173 dari Oman dan beberapa negara lainnya.
Secara umum pemerintah telah memulangkan 126.742 PMI ke Tanah Air. Pemulangan tersebut melalui jalur darat, laut dan udara baik PMI yang sehat, sakit, bahkan meninggal.