REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kalimantan Selatan menyiapkan uang sebesar Rp 2,805 triliun selama Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 2020. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov Kalsel Amanlison Sembiring mengatakan, dana tersebut terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) sebesar Rp 2,54 triliun dan Uang Pecahan Kecil (UPK) Rp 258 miliar.
"Kami senantiasa selalu menjaga kecukupan uang tunai untuk kebutuhan puasa dan lebaran, di samping terus mendorong penggunaan transaksi nontunai," katanya di Banjarmasin Sabtu (9/5).
Khusus untuk uang pecahan kecil untuk kebutuhan lebaran Idul Fitri, BI juga telah menyiapkan layanan penukaran uang kecial sejak 29 Ap29 April – 20 Mei 2020, di mana penukaran uang oleh masyarakat dapat dilakukan di kantor cabang bank-bank umum yang ada di Kalsel.
Sebagai upaya mencegah terjadinya uang rusak, Bank Indonesia terus mendorong transaksi nontunai antara lain dengan melakukan sialisasi dan edukasi nontunai melalui media sosial.
Bank Indoenesia juga melakukan kerja sama dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) dalam mendorong penggunaan QRIS untuk rumah ibadah.
QRIS itu adalah: UNiversal, yakni QRIS bersifat inklusif, digunakan untuk seluruh lapisan masyarakat dan bisa digunakan buat transaksi pembayaran di domestik dan luar negeri. Gampang, yakni masyarakat bisa bertransaksi dengan mudah dan aman dalam satu genggaman ponsel.
Selain itu, BI juga terus mendorong inovasi QRIS dalam bentuk QRIS Tanpa Tatap Muka. Bank Indoensia, tambah Sembiring, juga mendukung program pemerintah, untuk mencegah penyebaran Covid-19 antara lain dengan mengembangkan langkah mitigasi.
Langkah tersebut antara lain melakukan karantina uang setoran bank untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Penerapan Protokol Nasional Covid-19 dalam proses operasional, mendorong masyarakat menggunakan fasilitas non-tunai (internet banking, mobile banking, sms banking, APMK, uang elektronik chips base dan server base, dan QRIS). Berkoordinasi dengan lintas Kementerian, Otoritas dan Lembaga terkait dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
Terkait kinierja sistem pembayaran BI, periode Triwulan I 2020 utamanya pada transaksi RTGS dan SKNBI mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada transaksi RTGS, baik secara volume maupun nominal, mengalami penurunan masing-masing sebesar 15,89 persen (qtq) dan 17,86 persen (qtq).
Sedangkan pada transaksi SKNBI, baik secara volume maupun nominal, mengalami penurunan masing-masing sebesar 16 persen (qtq) dan 13,77 persen (qtq). Selanjutnya, transaksi kartu ATM/debit nasional mengalami penurunan nominal transaksi sebesar 5,3 persen (qtq) dan kartu kredit turun sebesar 6,76 persen (qtq).
Secara volume dan nominal, transaksi melalui BI-RTGS mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya dan transaksi melalui SKNBI juga mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya. Baik kartu ATM/debit dan kartu kredit mengalami kenaikan jumlah kartu, namun mengalami penurunan nominal transaksi.