REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Para petani di sejumlah sentra produksi di Lembah Palu dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengeluhkan harga tomat turun saat musim panen raya. Harga tomat di tingkat petani saat ini hanya berkisar Rp 2.500 per kilogram.
"Harga ini turun dibanding sebelumnya masih mencapai Rp 6.000 per kilogram," kata Safruddin, seorang petani tomat di Lembah Palu, Sabtu (9/5).
Hal senada juga dibenarkan Marlan, seorang petani tomat di Desa Berdikari, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Ia mengatakan saat ini sedang berlangsung panen raya tomat di wilayah itu.
Petani di desanya selain menanam padi sawah irigasi, juga mengembangkan komoditas hortikultura khususnya tomat. "Tapi sayangnya isaat petani panen raya, harga tomat anjlok," kata dia.
Meski harga jatuh, lanjut dia, tetapi petani tetap gembira karena di tengah pandemi covid-19 yang melanda hampir seluruh wilayah di Tanah Air, mereka masih bisa beraktivitas seperti biasanya. Aktivitas di kebun tetap berjalan, sebab petani hanya bergantung pada hasil pertanian dan perkebunan.
"Kalau tidak beraktivitas, bagaimana bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah Trye Iriyani Lamakampali mengatakan Lembah Palu dan Kabupaten Sigi merupakan sentra pengembangan pangan dan hortikultura. Selain tanaman padi, jagung, kedelai, juga banyak petani yang menanam berbagai komoditas hortikultura seperti bawang merah, tomat, cabai, terong, buncis, melon, dan sayur sawi.
Saat ini, kata dia, lagi panen raya tomat. Kebanyakan hasil panen petani selain dijual di pasaran Kota Palu, juga sebagian pedagang menjualnya ke Gorontalo, Manado dan Kalimatan.
"Hanya saja diakui, harga buah tomat turun, padahal petani lagi panen raya," kata Try Iriyani.