REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Sumut pada tahun ini hanya sebesar 1,2 persen sampai 1,6 persen. Prediksi itu kalau pandemi Covid-19 berlangsung hingga akhir tahun.
"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 sudah sedikit terganggu dampak COVID-19. Sementara perekonomian di triwulan II dipastikan turun," ujar Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Jumat (8/5).
Pada kuartal I 2020, ekonomi Sumut masih bisa bertumbuh 4,65 persen. Meski sudah sedikit terganggu, angka pertumbuhan ekonomi Sumut itu cukup bagus. Bahkan di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya bertumbuh 2,97 persen.
"Pada kuartal II dan III, ekonomi terganggu karena terjadi penurunan daya beli masyarakat dampak Covid-19," katanya.
BI memperkirakan pada kuartal II tahun 2020 ekonomi Sumut hanya bertumbuh 1,5 persen sampai 1,9 persen. Sementara pada kuartal III tahun 2020, ekonomi Sumut hanya akan bertumbuh 2 persen sampai 2,5 persen dengan asumsi Covid-19 sudah usai di akhir Juni 2020.
"Kalau nyatanya pandemi Covid-19 berlangsung lama atau hingga waktu Desember 2020, maka ekonomi Sumut akan mengalami kondisi terberat yakni hanya bertumbuh 1,2 hingga 1,6 persen," katanya.
Untuk menekan tekanan pertumbuhan ekonomi, katanya, dalam jangka pendek, Pemprov Sumut harus bisa mendorong peningkatan daya beli masyarakat. "Harus didorong kegiatan ekonomi padat karya seperti bisnis pembuatan masker, face shield, mendorong perdagangan sistem daring, jasa pengantaran perdagangan online dan lainnya," katanya.