REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memerintahkan Pasar Kota di Kabupaten Bojonegoro ditutup sementara selama tujuh hari. Perintah itu setelah 86 pedagang dinyatakan reaktif atau positif menurut hasil rapid test pemeriksaan cepat Covid-19.
"Kemarin Forkopimda Bojonegoro memutuskan untuk menutup sementara pasar selama dua hari. Saya minta ditutup sementara tujuh hari agar ada waktu yang cukup untuk dilakukan sterilisasi," ujar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (8/5) malam.
Mantan Menteri Sosial itu menilai penutupan Pasar Kota Bojonegoro sementara terbilang cukup untuk dilakukan sterilisasi. Salah satunya menggunakan cairan disinfektan.
"Sekalian nanti pasar dibuka kembali setelah hasil swab dari 86 pedagang yang rapid test-nya reaktif itu keluar," ucapnya.
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso menyebut bahwa Pasar Kota Bojonegoro menjadi klaster atau penularan baru di wilayah setempat.
"Bermula dari seorang pedagang sayur di pasar itu yang setiap harinya pulang-pergi dari Surabaya ke Bojonegoro mengendarai sepeda motor. Hasil rapid test-nya reaktif. Sudah di-swab, tapi hasilnya belum keluar dan beliau sekarang sudah meninggal dunia," katanya.
Selain itu, kata dia, seorang pedagang lainnya di Pasar Kota Bojonegoro jatuh sakit dengan hasil rapid test positif dan telah ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab, namun hasilnya juga belum keluar. Dari dua kasus tersebut, kemudian dilakukan rapid test terhadap sebanyak 269 pedagang Pasar Kota Bojonegoro.
Hasilnya, lanjut dia, sebanyak 86 pedagang reaktif (positif) dan telah ditindak lanjuti dengan pemeriksaan swab.
"Terhadap 86 pedagang ini sudah dilakukan isolasi sambil menunggu hasil pemeriksaan swab-nya keluar," tutur Direktur Utama RSUD Saiful Anwar Malang tersebut.