REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 196 masjid di Kota Solo masih menggelar kegiatan Shalat Tarawih selama Ramadhan di tengah pandemi Covid-19. Namun, menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Surakarta, Musta'in Ahmad, tarawih digelar dengan menjaga protokol kesehatan, kata .
"Kami bersyukur dari 706 mesjid di Kota Solo, sebanyak 196 mesjid di antaranya masih ada kegiatan rutin termasuk Shalat Tarawih di bulan Ramadhan, tetapi sudah ada perbaikan dengan menjaga protokol kesehatan," kata Musta'in Ahmad, usai mengikuti rapat koordinasi percepatan penanganan pandemi Covid-19, di Markas Kodim 0735 Surakarta, Rabu (6/5).
Menurut Musta'in Ahmad, 196 tempat ibadah atau mesjid tersebut masih melakukan kegiatan Shalat Tarawih dengan kondisi terjaga dengan baik. Pihaknya mendengar ada di beberapa tempat di daerah lain sempat terjadi ketegangan. Namun, Solo tidak ingin hal tersebut terjadi.
Oleh karena itu, pihaknya dalam Rakor tersebut mendengarkan masukan para tokoh ormas dan Dewan Mesjid baik tingkat kota maupun kecamatan di Solo. Namun, pihaknya berharap semangat untuk beribadah di rumah tetap dijaga tidak terpengaruhi oleh yang lain. Apalagi, sekarang ini, berdekatan dengan Hari Idul Fitri 1441 Hijriah.
Musta'in mengatakan Solo yang status kejadian luar biasa (KLB) Covid-19 berlangsung hingga tanggal 29 Mei 2020, sementara Surat Edaran Menteri Agama hingga tanggal 23 Mei mendatang. Hal ini, yang harus disinkronkan dalam rakor itu.
Menyinggung soal kegiatan Shalat Idul Fitri di Solo, kata dia, pihaknya sementara ini, masih menggunakan SE Mennag, sedangkan Shalat Idul Fitri diskenariokan belum bisa dilaksanakan, dan masih menunggu Fatwa dari MUI. Dia mengatakan, Kantor Kemenag Surakarta awalnya sudah memberikan SE ke semua rumah ibadah tidak hanya masjid, agar mentaati protokol kesehatan.
Misalnya, menjaga jarak, mengurangi jumlah orang yang ibadah. Pihaknya kemudian menganjurkan untuk ibadah di rumah masing-masing setelah melihat perkembangan penyebaran wabah Covid-19 semakin tinggi.
"Kami pada bulan Ramadhan ini, lebih menekankan untuk beribadah di rumah masing-masing, karena orang secara umum lebih bersemangat, apalagi menjelang Idul Fitri agar semuanya tidak lengah aga tetap semangat beribadah di rumah," katanya.
Dandim 0735 Kota Surakarta Letkol (Inf) Wiyata Sempana Aji mengatakan, pada Rakor tersebut sengaja mengundang Ketua Ormas Islam dan Kelembagaan Keagamaan di Solo, memberikan masukan untuk membantu percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Kota Solo.
"Kami Rakor ini, mencari solusi yang terbaik untuk ibadah berjalan dengan baik, juga proses percepatan penanganan pandemi Covid-19 juga bisa maksimal," kata Dandim.
Pihaknya berkoordinasi supaya ada kesamaan visi menyikapi penanganan Covid-19 dihubungkan dengan aspek agama. Salah satu kegiatan Shalat Teraweh untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan terkait dengan kegiatan ibadah. Supaya semua komponen itu, bersinergi dalam penanganan Covid-19, karena hal ini tidak mungkin bisa hanya bergerak sendiri.
Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo menambahkan Rakor tersebut digelar dengan tujuan bagaimana bersama-sama cara memutuskan rantai penyebaran pandemi Covid-19 di Solo. Dengan pedoman yang telah ditentukan pemerintah.
Menurut dia, kondisi perkembangan pandemi Covid-19 di Solo, masih ada yang terpapar dan diisolasi di rumah sakit. Dari sebanyak 23 orang terpapar positif Covid-19, yang terdiri 10 orang masih dirawat, sembilan orang sembuh, dan empat orang meninggal dunia.