Rabu 06 May 2020 18:41 WIB

Pendiri PAN: Persiapan Amien Rais Bentuk Partai 70 Persen

Menurut Putra, PAN selalu mengekor kepada siapa pun yang berkuasa.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Putra Jaya Husein.
Foto: @PutraJayaHS
Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Putra Jaya Husein.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Putra Jaya Husein mengatakan, tokoh senior PAN Amien Rais sangat serius mendirikan partai baru. Bahkan, Putra mengeklaim, saat ini proses penyusunan partai baru sudah 70 persen.

Menurut Putra, mundurnya Hanafi Rais dalam kepengurusan DPP PAN dan Fraksi PAN DPR RI, mempengaruhi percepatan pembentukan partai baru tersebut. "Ya 70 persen (proses pembentukan parpol baru), namun kemunduran Hanafi ini mempengaruhi percepatan pembentukan partai baru. Jadi jangan dibalik, bukan Hanafi itu bersikap karena ingin membuat partai baru, sikap Hanafi itu yang mendorong keras kami berpikir untuk mendirikan partai baru," kata Putra kepada para wartawan di Jakarta, Rabu (6/4).

Putra menjelaskan, Amien ketika mendirikan PAN bersama kawan-kawannya memiliki tujuan idealisme namun saat ini partai tersebut sudah 'lari' dari tujuan tersebut. Menurut dia, PAN dibangun untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa, bukan untuk kepentingan sekelompok orang yang ingin mendapatkan manfaat dari pengelolaan sebuah partai.

"Sekarang saya sebagai salah satu pendiri PAN masih bertanya-tanya, apa sih yang dilakukan PAN saat ini untuk bangsa, negara, dan rakyat. PAN selalu mengekor kepada siapa pun yang berkuasa, kalau sekarang PAN sudah tidak bisa lagi menjadi tempat memperjuangkan kepentingan rakyat maka butuh kendaraan baru," ujar Putra.

Dia menuturkan, apabila PAN kembali kepada tujuan awal para pendiri partai maka kemungkinan besar Amien Rais tidak akan mendirikan sebuah partai baru.

Selain itu dia menilai langkah mundurnya Hanafi jelas menandakan ada sesuatu yang salah dan masalah besar dalam internal PAN. "Artinya ada yang sangat prinsip membuat dia (Hanafi) melepaskan semua jabatannya itu padahal masih muda, baru satu periode di DPR dan baru delapan bulan periode kedua, semua itu dia tanggalkan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement