Rabu 06 May 2020 18:20 WIB

Padang Berupaya Putus Penularan Covid-19 pada Tujuh Klaster

Dari 17 klaster yang ada di Padang, 10 klaster disebut sudah bisa diatasi.

Petugas medis memeriksa pasien. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Petugas medis memeriksa pasien. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Kota Padang berupaya memutus mata rantai penularan virus corona jenis baru (Covid-19) pada tujuh klaster penyebaran yang masih tersisa memasuki Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap kedua.

"Dari 17 klaster yang ada di Padang, 10 klaster sudah bisa diatasi dan target kami tujuh kluster yang masih tersisa bisa diatasi," kata Wali Kota Padang Mahyeldi di Padang, Rabu (6/5).

Ia menyebutkan tujuh klaster tersebut, di antaranya Pasar Raya Padang dengan jumlah positif mencapai 38 orang, klaster Pegambiran, dan klaster rumah yatim di Koto Tangah.

"Cara memutus mata rantai penularan dengan melakukan penelusuran riwayat kontak kemudian melakukan tes swab," kata dia.

Untuk Pasar Raya, katanya, ditargetkan akan dilakukan tes swab terhadap 1.100 pedagang.

Ia menyampaikan jika ditemukan lagi kasus positif berdasarkan hasil swab maka hal itu baik bagi pemutusan mata rantai penularan.

Artinya, katanya, orang yang dinyatakan positif bisa melakukan karantina dan isolasi sehingga tidak menularkan kepada orang lain yang masih sehat.

"Memang jika dari 1.100 pedagang tersebut banyak yang positif kami akan sedikit kelabakan, namun itu lebih baik dalam rangka memutus mata rantai penularan karena akan ada kepastian status seseorang," lanjut dia.

Mahyeldi memaparkan pada awalnya penularan Covid-19 di Padang berasal dari pasien yang baru saja kembali dari Jakarta.

Kemudian mulai terjadi penularan lewat transmisi lokal dan melalui PSBB diharapkan bisa diatasi.

Ia berharap, semua pihak memberikan dukungan, termasuk Kementerian Perhubungan, dengan tidak mengizinkan sementara waktu operasional angkutan udara ke Padang karena saat ini masih PSBB.

"Jika ada penerbangan ke Padang dikhawatirkan akan muncul lagi kasus baru dan pandemi ini semakin panjang," kata dia.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang hingga 5 Mei 2020 terdapat 2.508 pelaku perjalanan dari daerah terjangkit, 226 orang tanpa gejala, 34 orang dalam pemantauan, 186 pasien dalam pengawasan, 131 positif, 13 meninggal, 37 negatif, 24 sembuh, dan 18 menunggu hasil.

Ahli epidemiologi Universitas Andalas (Unand) Padang Defriman Djafri menyampaikan dalam pelaksanaan PSBB perlu disesuaikan dengan kearifan lokal di masing-masing wilayah.

Ia menyampaikan keberhasilan PSBB tidak hanya dilihat dari jumlah penurunan kasus, tetapi juga indikator proses sebagai respons daerah dalam pencegahan pengendalian Covid-19 pada masa PSBB.

Selain itu, ia mendorong semua pihak mulai dari pemerintah, media, masyarakat sipil, komunitas, dan perguruan tinggi bersama-sama meningkatkan literasi kesehatan masyarakat.

Makna besar PSBB, katanya, ketika terjadi perubahan perilaku pencegahan di masyarakat menjadi suatu kebiasaan dan budaya ke depan sehingga menjadi fondasi menghadapi gelombang pandemi berikutnya.

sumber : Antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement