REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan atlet wushu Indonesia, Achmad Hulaefi tengah menggeluti dunia pelatih. Pandemi Covid-19 dan datangnya bulan Ramadhan membuatnya memodifikasi pola latihan.
"Kalau kondisi seperti ini saya melatih lewat media online, di grup kita kasih program latihan. Nanti bukti latihannya di videoin, setiap sore jam empat dilaporkan di grup. Terus kita lihat, jika ada gerakan yang nggak benar, kita kasih masukan dan minta perbaiki besoknya," kata pria yang juga akrab disapa Ulai ini, dikutip dari laman Kemenpora, Rabu (5/6)
Pasangan yang baru saja dikaruniai seorang putra pertama bernama Achmad Zubayr ini mengaku pandemi Covid-19 membuat aktifitasnya sehari-hari sedikit terganggu. Namun, Ulai tetap mensyukuri kondisi ini, bahkan di bulan Ramadan ini dia jadikan untuk mempertebal iman dengan beribadah di rumah bersama keluarganya. Apalagi anaknya sendiri masih bayi yang membutuhkan perhatian lebih dari orang tuanya.
"Selain sibuk memberikan program latihan online, saya juga tengah fokus meningkatkan kualitas ibadah bulan Ramadan. Meski tidak bergabung dengan keluarga besar, Ia mengaku tetap semangat menjalani ibadah. Apalagi tahun ini tidak hanya dijalani bersama Lindswell, melainkan ditemani Achmad Zubayr yang tanggal 10 Mei nanti tepat berumur 4 bulan," tambahnya.
Meski tidak lagi menjadi atlet, Ulai masih mencurahkan waktu dan perhatiannya untuk olahraga wushu. Ia bersama istri memiliki mimpi besar untuk membangun Sasana Wushu milik mereka sendiri dan mencetak atlet berprestasi serta mendukung perkembangan olahraga wushu di Indonesia.
"Saya sama istri punya banget cita-cita punya gedung wushu sendiri dan mencetak atlet untuk Indonesia. Kalau bisa secepatnya terwujud. Sekarang kita baru mengembangkan klub, terus cari rekanan untuk kerja sama membangun gedung wushu. Sekarang masih terus usaha begitu aja sih," kata Ulai.
Sementara, ketika menjadi atlet Achmad Hulaefi merupakan seorang pewushu profesional yang turut memperkuat skuad nasional Indonesia dan tidak pernah absen menyumbangkan medali di masa aktifnya. Kecintaan Hulaefi pada wushu bermula saat dikenalkan sang paman, Ahmad Rivai, seorang pewushu yang juga menjadi pelatih di Sasana Inti Bayangan, Jakarta.
Ia telah memulai latihan wushu sejak duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. Masa remajanya ia habiskan dengan berkarir di level junior. Tahun 2005 ia bergabung di timnas wushu junior Indonesia. Berkat prestasi Ulai di Kejuaraan Dunia Junior, tahun 2011 ia dipercaya untuk bergabung dengan timnas senior dan langsung mewakili Indonesia di ajang SEA Games.
Pada kompetisi internasionalnya yang pertama di level senior ini, Ulai langsung mengantongi medali emas. Prestasi tersebut mampu ia pertahankan selama 3 tahun berturut-turut, hingga SEA Games 2015.
Prestasi tertingginya adalah medali emas Kejuaraan Dunia wushu tahun 2016. Menutup karirnya di cabang olahraga wushu, Ulai mempersembahkan medali perunggu dari ajang Asian Games 2018 lalu.