Selasa 05 May 2020 15:55 WIB

Ganjar Siapkan 3 Strategi Ketahanan Pangan Jateng

Di Jawa Tengah kini sudah memasuki musim panen.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Foto: @ganjarpranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Ketahanan pangan di Jawa Tengah diklaim masih cukup aman, di tengah situasi pandemi virus corona. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan beberapa komoditas tertentu, seperti bawang putih serta gula pasir yang stoknya memang menipis. Namun, akan segera diatasi dengan barang impor.

Ada tiga skenario untuk mengamankan stok pangan Jawa Tengah di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini. Ketiga skenario itu dihitung dengan jumlah penduduk, penambahan pemudik dan kemampuan ketahanan pangan.

Baca Juga

Skenario yang pertama, jelas Ganjar, jika jumlah penduduk Jawa Tengah masih tetap di angka 34,5 juta jiwa, maka ketahanan stok pangan di Jawa Tengah saat ini masih bisa bertahan 13 bulan ke depan.

“Kalau penduduk saat ini ketambahan pemudik kira-kira 500.000 an, maka stok pangan kita bisa bertahan 11,5 bulan. Namun kalau penduduk sekarang ketambah pemudik sejuta, kalau ini terjadi maka ketahanan pangan kita stoknya jadi 11 bulan,” kata Ganjar, Selasa (5/5).

Ganjar tidak khawatir dengan stok pangan di Jawa Tengah, apalagi, saat ini sudah masuk musim panen. Ketika kondisi beras sudah aman, untuk kekurangan gula pasir dan bawang putih bisa dicukupi dari impor

Selain stok pangan, Jawa Tengah juga berupaya untuk mengendalikan fluktuasi harga di pasaran.“Dari semua kebutuhan pokok, hanya gula dan bawang putih yang stoknya menipis. Tapi Impor kedua komoditas tersebut sudah masuk,” ungkap Ganjar.

Menurut Ganjar, sekarang sudah aman karena impor bawang putih sudah masuk. Selain itu juga masih ada 6.000 ton bawang putih milik petani di Temanggung yang tidak terbeli karena tidak bisa bersaing.

Bahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung sudah membuat gerakan membeli dan sekarang pasokan sudah bisa teratasi.

Pemprov Jawa Tengah juga menyiapkan skenario dan mekanismenya, termasuk bagaimana untuk memenuhi seandainya pemudik yang masuk ke Jawa Tengah bertambah lebih banyak. “Entah mereka yang lolos dari PSBB dan masuk ke Jawa Tengah atau masyarakat yang kena PHK dan terdampak Korona masih bertambah, kita sudah menyiapkan semuanya,” kata gubernur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement