REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Jumlah angkatan kerja di Provinsi Lampung pada Februari 2020 sebanyak 4,43 juta orang, naik 25,5 ribu orang dibandingkan Februari 2019 (setahun yang lalu). Pada Februari 2020, dari angkatan kerja tersebut sebanyak 4,24 juta orang penduduk bekerja sedangkan 189.700 orang masih menganggur.
"Dibandingkan setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah sebanyak 10.300 orang dan pengangguran bertambah sebanyak 15.200 orang," kata Kepala BPS Provinsi Lampung Faizal Anwar didampingi Kabid Statistik Sosial Mas'ud Rifai kepada wartawan di Bandar Lampung, Selasa (5/5).
Dia mengatakan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2020 tercatat sebesar 71,63 persen, turun sebesar 0,46 persen poin dibandingkan setahun yang lalu. Penurunan TPAK memberikan indikasi adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi pasokan tenaga kerja.
Berdasarkan jenis kelamin, ia melanjutkan terdapat perbedaan TPAK antara laki-laki dan perempuan. Pada Februari 2020, TPAK laki-laki sebesar 87,38 persen sementara TPAK perempuan hanya sebesar 55,10 persen.
Dibandingkan dengan kondisi setahun lalu, TPAK laki-laki mengalami kenaikan sebesar 1,06 persen poin, sedangkan TPAK perempuan mengalami penunan 2,04 persen poin.
Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), yakni indikator untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap pasar kerja. BPS mencatat TPT pada Februari 2020 sebesar 4,28 persen naik sebesar 0,32 poin bila dibandingkan Februari 201 yakni 3,96 persen.
Sedangkan dilihat dari tempat tinggal, menurut Kabid Statistik Sosial Mas'ud Rifai, TPT perkotaan tercatat lebih tinggi dibandingkan di pedesaan. Pada Februari 2020, TPT di perkotaan sebesar 5,78 persen, sedangkan TPT pedesaan 3,59 persen. Dibandingkan Februari 2019, TPT perkotaan mengalami penurunan 1,70 persen poin, TPT pedesaan mengalami kenaikan 1,11 persen poin.
Sementara bila dilihat dari tingkat pendidikan, BPS mencatat pada Februari 2020, TPT SMK paling tinggi diantara tingkat pendidikan lainnya yakni 8,49 persen. TPT tertinggi SMA umum 6,80 persen. Artinya, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap di tingkat SMK dan SMA umum.
"Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT SD ke bawah yang paling kecil sebesar 2,28 persen.," katanya.
BPS menyatakan, penyerapan tenaga kerja di Lampung hingga Februari 2020 masih didominasi penduduk bekerja berpedidikan rendah (SMP ke bawah). SD 42,77 persen, SMP 21,30 persen, SMA umum 16,85 persen, SMA kejuruan 9,34 persen. Sedangkan penduduk bekerja pendidikan tinggi Diploma hingga sarjana sebesar 9,74 persen.