REPUBLIKA.CO.ID, oleh Mabruroh, Arif Satrio Nugroho, Shelbi Asrianti, Antara
Wis ambyar, lara sing tak rasakke.
Kowe lunga ninggalke aku neng kene.
Penggalan lirik lagu maestro campursari Didi Kempot kini hanya akan bisa dinikmati lewat rekaman suara atau videonya saja. Pupus sudah harap penggemar Didi Kempot untuk bisa melihatnya langsung menyanyikan lagu-lagunya.
Penyanyi yang kerap membawakan lagu-lagu sedih itu kini telah benar-benar membuat sedih sobat ambyar Indonesia atau sebutan bagi penggemar Didi Kempot.
“Bagi yang tumbuh dalam kultur Jawa, lagu Didi Kempot bukanlah lagu biasa. Lagu adalah sarana ngudarasa dari nasib blangsak, pelipur lara cinta, tali persaudaraan di rantau. Liriknya jadi rumah, jalan pulang, ingatan masa kecil, harta tak terbeli, beristirahatlah dengan tenang,” tulis warganet, Hizkialmmanuel di akun Twitternya.
Hal yang berbeda diungkapkan Didik Wahyudi. Didik mengaku ketika bepergian menggunakan kereta dan berhenti di Solo secara otomatis akan menyanyikan lagu Didi Kempot Stasiun Balapan.
“Ketika masa-masa kuliah dan bisa bepergian rasanya bahagia sekali waktu itu ketika pertama kali kereta yang saya naiki berhenti di stasiun Solo Balapan. Reflek menggumam oh ini stasiun Solo balapan yang ada di lagunya Didi kempot. Kebahagiaan yang receh sekali waktu itu,” katanya.
Ungkapan kesedihan juga dituliskan oleh sobat ambyar Sahlradis yang mengatakan benar-benar ambyar atas kepergian Didi kempot. “Sekarang pakde jadi alasan kita ambyar, sugeng tindak pakde Didi Kempot, The Godfather of Brokenheart,” tulis Sahlradis di media sosialnya.
#SobatAmbyarBerduka ramai di lini masa Twitter pada Selasa pagi setelah sang maestro campursari bernama asli Dionisius Prasetyo meninggal dunia hari ini (5/5) pukul 07.45 WIB di Solo, Jawa Tengah. Warganet mengucapkan belasungkawa kepada Didi yang namanya sedang melonjak dalam setahun terakhir.
"Sugeng tindak Mas Didi Kempot, Lord Of Broken Heart," kata Heruwa vokalis band ska-reggae Shaggy Dog melalui Twitter.
Didi Kempot menjadi trending nomor satu dengan cicitan sebanyak 73 ribu kali hingga pukul 09.20 WIB. Sedangkan #SobatAmbyarBerduka berada di urutan kedua diikuti Rest In Peace, Lord Didi, Pakhde, The Godfather of Broken Heart, sugeng tindak dan selamat jalan.
Nama Didi Kempot kembali mencuat dalam beberapa tahun terakhir terutama di kalangan anak muda. Sederet konser pun telah dilakukan oleh Didi Kempot dengan penonton anak muda.
Didi Kempot juga berencana menggelar konser Akbar di Stadion Gelora Bung Karno pada 14 November 2020 mendatang. Namun konser tersebut urung dilaksanakan.
Didi Kempot meninggal dunia diduga akibat serangan jantung pada Selasa pagi. Namun pihak Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, tempat Didi Kempot menghembuskan nafas terakhir belum dapat menginformasikan penyebab meninggalnya pelantun "Cidro" itu.
"Itu (sakitnya) belum tau," kata David selaku Humas Rumah Sakit Kasih Ibu saat dikonfirmasi, Selasa.
Lebih lanjut, dia mengatakan Didi Kempot meninggal dunia sekitar pukul 07.45 WIB. Belum ada informasi lebih lanjut mengenai pemakaman Didi Kempot.
Meninggalnya Didi Kempot yang berusia 53 tahun meninggalkan kenangan tersendiri bagi berbagai pihak termasuk sejumlah anggota DPR RI. Pria bernama asli Didi Prayitno itu disebut sebagai sosok musisi akar rumput yang mampu meluncurkan sekat-sekat strata sosial.
Dalam beberapa kesempatan, Didi kerap tampil di acara parpol maupun di berbagai Instansi pemerintahan termasuk DPR RI. Wakil Ketua Komisi X yang membawahi pendidikan dan kebudayaan DPR RI Dede Yusuf menyebut Didi Kempot sebagai sosok yang mengantarkan lagu campursari Jawa menjadi didengar oleh lintas strata dan budaya.
"Figur fenomenal yang telah membawa seni tradisional lagu campursari pada tingkatan yang katakanlah pada tingkatan puncak dengan lagu lagu yang terlahir pun sangat populer dan tidak hanya dinyanyikan oleh orang orang Jawa tapi di mana mana," kata Dede saat dihubungi.
Politikus Demokrat itu berharap, lagu campursari Jawa seperti yang dibawakan Didi Kempot juga bisa diteruskan oleh musisi-musisi muda di Indonesia. Sementara, Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menyebut Didi sebagai seorang seniman yang mampu menembus strata sosial.
"Seorang artis besar, seorang seniman akar rumput yang mampu menembus strata sosial Penggemar seni musik di semua lapisan, dari pedagang di pasar, pengusaha besar sampai para menteri kabinet bahkan presiden pun mengenal Didi Kempot," kata Andreas.
Andreas sendiri bukan orang Jawa melainkan dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, ia mengaku takjub dan ikut terlarut tiap kali menyaksikan penampilan Didi Kempot. Salah satu yang diingat Andreas adalah saat Didi tampil di Raker PDIP pada 10 Januari 2020.
"Dari pengurus partai daerah, elit partai nasional, para udangan, para menteri kabinet bahkan presiden Jokowi ikut larut dalam alunan musik Didi Kempot. Saya yang non Jawa, asli Flores NTT pun ikut larut menikmati lagu-lagu Didi Kempot," ujar dia.
Yang tak kalah penting, lanjut Andreas, dengan caranya juga ikut berkontribusi melawan Covid-19. Didi bernyanyi mengumpulkan dana amal, ikut mengajak masyarakat untuk tidak mudik melalui lantunan lagunya. "Pesannya, mari kita lanjutkan perjuangan Didi Kempot melawan Covid-19," kata dia.
Didi Kempot juga disebut memiliki kedekatan tersendiri dengan berbagai organisasi keagamaaan, misalnya Nahdlatul Ulama (NU). Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama Nabil Haroen yang juga anggota Komisi (IX) Ketenagakerjaan DPR RI ini mengangkat Didi sebagai duta beberapa tahun lalu.
"Ketika Pimpinan Pusat Pagar Nusa mengangkatnya sebagai Duta Pagar Nusa beberapa tahun lalu, Mas Didi Kempot sangat antusias dengan niat mengabdi dan silaturahmi dengan keluarga besar Nahdlatul ulama dan pesantren," kata dia.
"Selamat jalan Mas Didi Kempot, warisan kebaikanmu akan kami kenang, para sobat ambyar. Indonesia kehilangan seorang Didi Kempot, legenda dalam kebaikan beramal," ujarnya menambahkan.
Selama 30 tahun berkarya, Didi Kempot tetap konsisten menjadi penyanyi dan pencipta lagu campursari. Dalam setiap kesempatan, pemilik nama lengkap Dionisius Prasetyo itu selalu menyatakan bangga menjadi seniman tradisional.
Musisi asal Surakarta tersebut merasa berkewajiban melanggengkan pelestarian musik tradisional. Tidak heran karena Didi terlahir dari keluarga seniman tradisi. Dia adalah putra pasangan Ranto Edi Gudel dan Umiyati Siti Nurjanah.
Sang ayah adalah pemain ketoprak sementara ibunya adalah penyanyi tembang Jawa. Didi mengikuti jejak ibunya, sementara kakaknya, Mamiek Prakoso, meneladani sang ayah menjadi pemain ketoprak hingga dikenal sebagai pelawak senior Srimulat.
Pada wawancara Maret silam, Didi menyatakan sejak kecil punya kepercayaan besar terhadap kesenian tradisional. Dia belajar dari ayahnya yang mampu menghidupi keluarga dari honor sebagai pemain ketoprak. Itu yang membuat Didi tidak ragu menjadi seniman tradisi.
Awalnya, Didi mengamen di Surakarta, lantas mengadu nasib ke Jakarta pada 1987. Sematan 'Kempot' di belakang namanya adalah kependekan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik tempat dia tergabung sebelum masuk ke dunia rekaman.
Setelah memiliki album pertama, Didi menceritakan bahwa tembang "Cidro" kurang terkenal di Indonesia, tetapi justru sangat digemari turis asal Belanda dan Suriname, Amerika Selatan. Lagu bahkan diputar di stasiun radio Belanda.
Sudah belasan kali Didi bolak-balik Indonesia, Suriname, dan Belanda. Dia tidak menyangka seorang penyanyi mantan pengamen jalanan seperti dirinya bisa menulis lagu yang digemari penikmat musik di Eropa.
"Dari semua itu, yang betul-betul membanggakan saya adalah mengadakan konser di negara saya sendiri. Membanggakan karena Indonesia bisa menerima dan menghargai tembang-tembang tradisional," kata Didi kala itu.