REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program BSI Peduli merupakan program yang dibentuk dan dijalankan sejak mulai tahun 2006 hingga kini oleh Yayasan Bina Sarana Informatika (Yayasan BSI). Yayasan BSI adalah yayasan yang menaungi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).
Pegurus Yayasan BSI, Naba Aji Notoseputro menjelaskan sejarah tercetusnya program BSI Peduli bermula dari pemberian bantuan pada bencana alam gempa bumi berkekuatan 5,9 skala Richter yang melanda Yogyakarta tahun 2006 lalu.
“Gempa bumi itu menyebabkan banyak korban tewas maupun luka-luka, serta kerusakan parah. Kami Yayasan BSI pada waktu itu belum ada program BSI Peduli ini, langsung menuju lokasi pasca bencana alam tersebut. Selain itu juga karena kami mendengar bahwa beberapa mahasiswa kampus BSI Yogya juga menjadi korban luka-luka dan tewas,” kata Nabi Aji, Senin (4/5).
Ia menambahkan, bermula dari pemberian bantuan tersebutlah Yayasan BSI mulai memokuskan kegiatan seperti itu dengan memberi nama programnya adalah Program BSI Peduli.
Ia menyebutkan, ada lima aspek yang menjadi fokus Program BSI Peduli. Yaitu, pendidikan, kesehatan, sosial kemasyarakatan, lingkungan dan bencana alam. Dengan prinsip pada penyaluran bantuan atau donasi yakni respons cepat, dan distribusi tepat.
“Prinsip tersebut bisa terealisasi karena pada proses pendistribusian donasi dan bantuan dari masyarakat, Yayasan BSI dibantu oleh jajaran Rektorat UBSI dengan tiga unsur yang bergerak dalam setiap kegiatannya adalah dosen, mahasiswa dan karyawan,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Selain itu, Naba juga menegaskan bahwa prinsip dari program ini bisa berjalan dengan baik dikarenakan Program BSI Peduli menggalang donasi bukan hanya pasca terjadinya sebuah bencana ataupun wabah, tetapi Program BSI Peduli selalu menerima donasi setiap waktu sepanjang tahun.
Dari hasil donasi tersebutlah, Program BSI Peduli bisa mendistribusikan dengan cepat donasi yang terhimpun. Keberadaan kampus UBSI yang tersebar di beberapa kota di Indonesia juga menjadi salah satu kunci bagi Yayasan BSI untuk mendistribusikan bantuan dengan cepat.
“Misal kita ambil contoh saat ini terjadinya pandemi Covid-19 jika kita baru membuka donasi saat ini, maka pendistribusian donasi akan jauh lebih lama. Atau pada saat terjadi banjir dan baru membuka open donasi untuk banjir, maka saat pendistribusian bantuan tersebut bisa-bisa terlaksana setelah banjir sudah surut,” paparnya.
Ia pun meneruskan, melihat contoh tersebutlah Program BSI Peduli membuka open donasi setiap waktu. “Sehingga, ketika ada kondisi darurat dengan cepat, kami bisa memberikan bantuan,” tuturnya seraya menyebutkan beberapa Program BSI Peduli yang sudah dilaksanakan adalah pendistribusian donasi pada bencana banjir Jakarta, gempa bumi di Yogyakarta, Lombok, Palu, dan Sukabumi.
Beberapa hari lalu, Program BSI Peduli juga sudah membagikan Alat Perlindungan Diri (APD) dan makanan kepada petugas medis yang menangani pasien Covid-19 di beberapa rumah sakit di Jakarta; pembagian masker dan hand sanitizer kepada masyarakat dan pengendara bermotor; serta pembagian makanan paket berbuka puasa untuk warga, kaum dhuafa, pengendara bermotor, ojol, di sekitas kampus-kampus UBSI selama bulan Ramadhan tahun ini.
“Program BSI Peduli bisa terselenggara baik juga karena adanya keikutsertaan, kepedulian dan kebaikan dari para donatur. Saya mewakili Yayasan BSI mengucapkan terima kasih kepada semua masyarakat yang telah berpartisipasi dalam Program BSI Peduli ini,” tutur Naba Aji.
Masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam Program BSI dapat mentransfer donasi melalui rekening Yayasan BSI, yakni Bank Permata nomor rekening 701130197 a/n Yayasan Bina Sarana Informatika; dan Bank Mandiri nomor rekening 1230004647683 a/n Bina Sarana Informatika.
“Atau jika dalam bentuk barang atau bahan-bahan bantuan, bisa dikirim langsung ke kampus-kampus BSI, atau bisa kami jemput ke lokasi para donator,” tuturnya.