REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berharap pemerintah memberikan bantuan dan perhatian kepada pengemudi taksi berupa potongan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, pengemudi taksi termasuk kelompok yang terdampak pandemi Covid-19.
"Pendapatan sopir taksi yang sebelumnya sudah bersaing dengan taksionline, kini juga harus tergerus akibat Covid-19. Jika hari biasa, mereka masih bisa mengandalkan konsumen perkantoran, otomatis dengan berlakunya PSBB, pendapatan mereka jauh berkurang," kata Bamsoet usai menyerahkan bantuan kepada Serikat Sopir Taxi Blue Bird, di Jakarta, Senin (4/5).
Bamsoet bersama Gerak BS dan Relawan 4 Pilar terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada kelompok masyarakat yang profesinya ikut terdampak Covid-19.
Bantuan tersebut diberikan kepada para sopir taksi yang mengandalkan pendapatan harian, berupa paket sembako berisi beras premium, mi instan, minyak goreng, teh, susu, kecap, kornet, sabun, dan hand sanitizer Mandom.
"Uluran tangan dari kita semua akan sangat membantu mereka mengarungi hari-hari di tengah pandemi COVID-19. Minimal, mereka tak perlu khawatir untuk makan sehari-hari," ujarnya.
Dia menilai pendemiCOVID-19 turut membuka mata semua betapa masih rapuhnya sistem jaminan sosial dan sistem kesehatan nasional.
Menurut dia, semua negara dunia memang tidak siap menghadapi pandemi COVID-19 namun ada satu hal yang membedakannya yaitu kesigapan aparatur dan lembaga negara.
"Untuk Indonesia, kita patut bersyukur semangat gotong royong Pancasila yang digaungkan para pendiri bangsa, ternyata masih tetap hidup dalam sanubari semua elemen bangsa. Semangat gotong royong itu yang kini menyelamatkan bangsa Indonesia dari keterpurukan akibat COVID-19," katanya.
Dia meminta khusus bagi dunia usaha seperti taksi konvensional agar bisa kreatif dan adaptif melakukan terobosan, jika tidak bisa mengandalkan konsumen perkantoran akibat PSBB, manajemen bisa mendorong kerja sama dengan berbagai rumah sakit untuk memfasilitasi antar jemput dokter dan tenaga kesehatan.
Langkah itu, menurut dia, agar keselamatan dan keamanan mereka terjamin dan para sopir taksi juga tetap bisa mendapat penghasilan.
Bamsoet menilai kerja sama juga bisa dilakukan dengan kantor-kantor yang bergerak di industri kesehatan, telekomunikasi serta industri lainnya yang masih diizinkan beroperasi di tengah PSBB.
"Para karyawan yang harus tetap bekerja namun tidak bisa menggunakan kendaraan umum, bisa menggunakan antar jemput taksi. Mereka pasti tertarik, apalagi jika ada diskon khusus dari manajemen taksi," ujarnya.
Dia menilai di saat pandemi seperti ini, tidak apa-apa mengorbankan margin keuntungan karena yang terpenting aktivitas kantor tetap berjalan dan para sopir taksi tetap mendapatkan penghasilan.