REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengungkapkan, berdasarkan pemantauan terhadap perubahan harga di delapan kota, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim selama April 2020, menunjukkan adanya penurunan harga pada sebagian besar komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadi penurunan IHK sebesar 0,12 persen, yaitu dari 104,03 menjadi 103,90.
"Deflasi ini terjadi karena permintaan yang cenderung menurun drastis di masa pandemi Covid-19. Masyarakat membatasi konsumsi, baik karena social distancing maupaun karena menurunnya daya beli," kata Dadang saat menggelar konferensi pers, Senin (4/5).
Dadang menjelaskan, kelompok pengeluaran yang menjadi pendorong utama terjadinya deflasi adalah kelompok transportasi, yakni sebesar 1,02 persen. Khususnya di jasa angkutan penumpang yang mengalami tekanan luar biasa. Dimana harga tiket, terutama angkutan udara, terjun bebas dalam dua hingga tiga bulan terakhir.
"Bahkan pada saat harusnya lagi banyak-banyaknya penumpang, saat ini justru penerbangan secara resmi dihentikan," ujar Dadang.
Kemudian, kelompok lain yang mendorong terjadinya deflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yakni sebesar 0,52 persen. Khususnya bahan makanan nonpabrik seperti daging ayam ras, cabai merah, bawang putih, telur ayam ras, cabai rawit, melon, beras, kentang, hingga ikan mujair.
Adapun kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen; kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 0,07 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,73 persen.