REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — 4.099 orang telah mengikuti rapid test Covid-19 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), maupun dari Provinsi Banten. Dari total tersebut, 122 orang di antaranya dinyatakan reaktif atau masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).

Untuk diketahui status OTG merupakan kategori Covid-19 yang paling berbahaya, meski tak seperti orang sakit, tetapi orang yang dinyatakan OTG dapat menularkan virus.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel Tulus Muladiyono menjelaskan, 4.099 orang yang telah menjalani rapid test Covid-19 berdasarkan by name by address. 

"Rapid test dilakukan di rumah sakit, kantor kelurahan, puskesmas dan Laboraturium Kesehatan Daerah (Labkesda). Hasilnya banyak yang negatif, dan 122 reaktif atau OTG," ungkap Tulus, di Pondok Aren, akhir pekan.

Pemkot Tangsel telah menerima alat rapid test sebanyak 5.611 alat. 4.099 telah digunakan dengan 24 alat di antaranya invalid atau tidak berfungsi dengan sebagai mana mestinya.

"Alat yang invalid ada sebanyak 24. Hasil dari rapid untuk negatif Sebanyak 3.953 dan reaktif sebanyak 122. Sedangkan alat yang tersisa masih ada 1.512 lagi," jelasnya.

Tulus menjelaskan, rapid test bukan sebagai indikator seseorang terinfeksi virus. Namun, seseorang dinyatakan reaktif, harus melanjutkan tes dengan metode Swab dengan Polymerase Chain Reaction (PCR).

"Jadi rapid test itu dilakukan untuk pengujian virus corona di tubuh seseorang. Sementara tes Swab lewat PCR atau genome sequencing untuk menguji lendir dari tenggorokan, kerongkongan, atau hidung," kata Tulus.

Pihaknya pun menjelaskan pelaksanaan test juga tersebar di beberapa titik wilayah Kota Tangsel. Seperti di Pondok Aren, Jombang, Lengkong Gudang Timur, Pasar Serpong, Pasar Modern BSD, Pasar Modern Bintaro dan Pasar Ciputat.

Ikuti Whatsapp Channel Republika