Senin 04 May 2020 07:25 WIB

Menristek: Ventilator Buatan Indonesia Siap Pertengahan Mei

Menristek mengatakan ventilator buatan Indonesia siap digunakan pertengahan Mei.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Menristek Bambang Brodjonegoro
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menristek Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi, Bambang Brodjonegoro mengatakan alat ventilator buatan dalam negeri telah memasuki tahap uji klinis. Ia mengungkapkan, ada empat prototipe ventilator  yang sedang uji klinis setelah melalui pengujian di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan.

"Uji klinis memakan waktu sekitar seminggu, diharapkan pertengahan Mei kita bisa melihat ventilator produksi Indonesia yang diproduksi mitra industri yang juga tidak mudah mencarinya," ujar Bambang, Ahad (3/5).

Baca Juga

Empat prototipe itu yakni dari pengembangan ITB, UI, BPPT dan salah satu perusahaan swasta PT darma. Karena itu, Menristek bersyukur dengan upaya berbagai pihak untuk memproduksi ventilator dalam negeri di tengah pandemi Covid 19. Sebab, selama ini, ujar Bambang, memang tidak ada industri dalam negeri yang membuat ventilator.

"Selama ini kita tergantung impor, namun adanya kebutuhan besar sejak ada Covid 19 maka para peneliti dan rekayasa coba mengembangkan produksi dalam negeri, sebagian lokal konten dengan open source yang ada di belahan dunia," katanya.

Bambang menargetkan produksi tersebut bisa memenuhi kebutuhan ventilator dalam negeri. Ia menerangkan, setidaknya dibutuhkan 1.000 unit ventilator jenis Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dan sekitar 668 ventilator jenis ambu bag

"Sejauh ini komunikasi kami dengan Kementerian Kesehatan dibutuhkan kira-kira 1000 ventilator untuk CPAP dan kira-kira 668 ventilator jenis Ambu Bag," ucapnya.

Bambang menjelaskan, ventilator jenis ambu bag itu bisa dipakai untuk keperluan ruang gawat darurat atau IGD. Sehingga sangat membantu pasien yang berada dalam kondisi darurat.

"Sebagian dari ventilator lainnya bisa digunakan untuk pasien yang berada di ruang observasi, ya memang kedepannya kita akan mengembangkan juga ventilator yang nantinya bisa dipakai di ruang intensive care unit atau ICU yang tentunya butuh waktu beberapa bulan untuk kami mengembangkan," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement