REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 68 karyawan pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk yang tinggal di kawasan Panjaringan Sari, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur, diminta oleh warga setempat untuk dilakukan rapid test Covid-19 agar segera diketahui statusnya.
"Sampai saat ini belum ada rapid test dari pihak Sampoerna maupun pemkot. Dari pihak kelurahan baru sebatas melakukan pendataan," kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Panjaringan Sari, Erwin Tjahyuadi di Surabaya, Ahad (3/5).
Menurut dia, 68 karyawan Sampoerna tersebut tinggal atau kost di kawasan Panjaringan Sari dan baru satu orang yang tinggal di rusun blok D RW 10 yang diambil petugas dari Pemkot Surabaya karena terpapar Covid-19 dengan kondisi sakit.
"Percuma di setiap RT diperketat pengawasan Covid-19, tapi ada warga berisiko menularkan virus di kampung dibiarkan berkeliaran karena belum dilakukan rapid test atau swab. Itu baru di Kecamatan Rungkut saja, belum lagi di Kecamatan Gunung Anyar," ujarErwin.
Erwin yang juga koordinator Ketua LPMK se-Kecamatan Rungkut ini menyesalkan karena pada saat rapat penanganan karyawan Sampoerna yang terpapar Covid-19 tidak melibatkan pihak manajemen PT HM Sampoerna Tbk.
"Kita tidak menekan pemerintah, tapi kita menekan pihak Sampoerna. Paling tidak Sampoerna bertanggung jawab, minimalnya semua karyawan dilakukan rapid test atau swab," kata mantan anggota DPRD Surabaya ini.
Selain itu, lanjut Erwin, pihak manajemen Sampoerna bisa menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) untuk memberikan sembako kepada warga terdampak COVID-19 di sekitar Rungkut.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, berdasarkan hasil test swab yang diketahui karyawan Sampoerna yang positif Covid-19 hingga saat ini ada sekitar 37 orang. Sebagian dari mereka sudah melakukan isolasi di hotel dan sisanya menjalani perawatan di dua rumah sakit rujukan di Surabaya.
Bahkan, lanjut dia, hingga saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya juga terus bekerja melakukan perawatan bagi yang positif. "Jadi itu yang dilakukan oleh pemkot, begitu kita mendapatkan informasi dari tim tracing, kita langsung melakukan antisipasi, baik dari sisi sosial maupun dari sisi protokol untuk perusahaan. Kita lakukan penutupan isolasi selama 14 hari dan itu sudah kami lakukan," kata Eddy.
Diketahui pada awalnya terdapat dua karyawan pabrik PT HM Sampoerna Tbk yang positif terinfeksi virus corona dan sudah dirawat di rumah sakit, dan kemudian keduanya telah meninggal dunia. Menindaklanjuti kasus tersebut, tim Gugus Tugas Covid-19 Jatim melakukan tracing terhadap sekitar 500 karyawan pabrik HM Sampoerna.
Semua karyawan tersebut kemudian dilakukan rapid test dan hasilnya sebanyak 98 orang dinyatakan reaktif (positif) Covid-19. Dari 98 orang karyawan, sebagian diisolasi di sebuah hotel di Surabaya dan lainnya menjalani rawat inap di rumah sakit karena mengalami gejala klinis Covid-19.
Direktur PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita dalam siaran persnya, mengatakan, pihak manajemen telah menghentikan sementara kegiatan produksi di pabrik Rungkut 2, Surabaya, sejak 27 April 2020 sampai dengan waktu yang ditentukan.
"Penghentian sementara ini bertujuan agar kami dapat melaksanakan pembersihan dan sanitasi secara menyeluruh di area pabrik Rungkut 2 sekaligus menghentikan tingkat penyebaran Covid-19 yang sekarang telah berdampak pada beberapa karyawan kami di lokasi tersebut," ujarnya.