REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang Teguh Ahmad Syafari mengenang Wali Kota Syahrul sebagai pemimpin yang saleh, dan menjadi tauladan bagi bawahan. Ia tidak melihat Syahrul sebagai seorang politikus.
"Saya tidak melihat almarhum semasa memimpin Tanjungpinang sebagai politikus, melainkan sosok guru yang saleh. Tut Wuri Handayani ada dalam dirinya," ucap Teguh di Tanjungpinang, Rabu.
Teguh memiliki kenangan manis bersama Syahrul. Kenangan terakhir antara ia dan Syahrul itu terjadi pada 18 April 2018. Syahrul saat itu dirawat intensif di ruang ICU RSUP Kepri.
Dalam kondisi sakit, Syahrul masih memikirkan masyarakat Tanjungpinang. Sejumlah agenda penting disampaikan Syahrul kepada Teguh untuk dilaksanakan.
"Terakhir saya bertemu beliau pada 18 April 2020. Beliau memberi arahan untuk melaksanakan sejumlah kegiatan pemerintahan yang menyentuh kepada kepentingan masyarakat," ucapnya.
Teguh mengagumi sosok Syahrul sebagai ulama. Dalam memimpin Kota Tanjungpinang sejak September 2018, Syahrul menunjukkan kepada bawahannya sebagai sosok "ayah".
Syahrul bukan sosok pemimpin yang otoriter, melainkan hampir setiap ucapannya mengandung nasihat. Syahrul pun bijak dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di Tanjungpinang.
"Saya senang bertemu dengan Pak Syahrul. Saya bangga karena beliau sangat baik, sederhana dan saleh. Saya tidak malu bertemu dengan orang pintar, dan orang kuat, tetapi sekali lagi saya katakan, saya bangga bertemu dengan Pak Syahrul," katanya.
Sosok Syahrul yang budiman dan lembut membuat masyarakat Tanjungpinang merasa kehilangannya, bukan hanya staf pemerintahan. "Kepergian Syahrul yang begitu cepat membuat kami berduka. Semoga almarhum husnul khatimah," katanya.
Wali Kota Tanjungpinang Syahrulmeninggal dunia pada Selasa (28/4) sore setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit. Ia dinyatakan terjangkit Covid-19 di samping sakit penyerta yang dideritanya
Ikuti Whatsapp Channel Republika
