Selasa 28 Apr 2020 23:25 WIB

Hasil Rapid Test 20 Pemudik di Probolinggo Reaktif

Karantina desa sangat bermanfaat dan sangat strategis

Tes corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Tes corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PROBOLINGGO -- Sebanyak 20 pemudik yang di karantina di tingkat desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang menjalani rapid test Corona Virus Disease2019 (Covid-19) hasilnya dinyatakan reaktif.

"Untuk warga yang reaktif rapid test Covid-19 sejauh ini sekitar 20 orang dan informasinya hari ini memang ada beberapa tambahan," kata Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto dalam rilisnya di Probolinggo, Selasa malam (28/4).

Untuk pemudik yang hasilnya reaktif rapid test Covid-19 sampai sejauh ini sudah dilakukan pemeriksaan swab semua, sehingga tim Gugus Tugas masih menunggu hasilnya. "Hari Selasa ini ada sebagian yang sudah dilakukan swab dan akan kami lanjutkan besok Rabu (29/4), namun hasilnya baru akan diketahui kemungkinan minggu depan," tuturnya.

Menurutnya, keberadaan pos pemeriksaan dan karantina bagi para pemudik yang ada di level kecamatan dan desa sangat efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Probolinggo. "Apabila tidak ada check point atau tidak ada karantina, maka beberapa orang yang reaktif hasil rapid test-nya itu akan membahayakan ketika sudah berbaur dengan masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan karantina desa sangat bermanfaat dan sangat strategis, apalagi bila masyarakat juga semakin sadar melaporkan warganya dan keluarganya apabila pulang dari luar kota kepada satgas desa setempat.

"Bupati Probolinggo bersama Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo akan selalu melakukan evaluasi terhadap keberadaan check point dan karantina bagi para pemudik yang masuk di Kabupaten Probolinggo," ujarnya.

Anang mengatakan indikasi penularan Covid-19 secara horizontal itu semakin nyata karena para pemudik yang dengan hasil rapid test reaktif juga semakin banyak, sehingga hal tersebut yang perlu disadari oleh para anggota satgas, tidak hanya level kecamatan, tetapi juga level desa.

"Kami berharap penularan secara horizontal bisa dihambat atau dihentikan dengan masyarakat harus tetap tinggal di rumah dan kalau keluar hanya untuk urusan yang sangat penting dengan menggunakan pelindung diri yang memadai," katanya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement