Selasa 28 Apr 2020 21:31 WIB

Pasokan Pangan Mulai Defisit

Distribusi pangan dari kantong surplus digencarkan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Panen padi.
Foto: Dok Kementan
Panen padi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mulai meningkatkan laju distribusi bahan pangan dari daerah-daerah dengan pasokan surplus ke daerah lain yang kekurangan. Hal ini dilakukan demi menjaga ketersediaan bahan pangan yang merata di seluruh daerah di tengah pandemi Covid-19 dan momentum Ramadhan.

"Dan tentunya akan ada distribusi dari daerah panen ke daerah kurang stok," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Selasa (28/4).

Dalam rapat tadi siang, presiden sempat menyampaikan data yang ia pegang mengenai defisit pasokan pangan di sejumlah daerah. Dari laporan yang ia terima, bahan pangan yang mengalami defisit tersebut yakni beras, jagung, cabai besar, cabai rawit, bawang merah, telur ayam, dan gula pasir. Bahkan pasokan bawang putih tercatat defisit di 31 provinsi.

Airlangga menyampaikan, pemerintah terus memantau perkembangan produksi dan harga bahan pangan di semua daerah di Indonesia. Hingga akhir April ini, panen beras diprediksi sentuh 5,6 juta ton dan cadangan nasional 6,3 juta ton. Artinya, secara umum, ujar Airlangga, cadangan beras nasional masih mencukupi untuk menutup kebutuhan seluruh masyarakat dalam beberapa bulan ke depan.

"Pemerintah melihat bahwa distribusi dan mengalirkan stok baik itu beras, jagung, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, telur ayam, daging ayam, daging sapi, minyak goreng, gula pasir dari daerah yang stoknya terbatas akan didorong dari daerah yang stoknya agak berlebihan," jelas Airlangga.

Sementara itu, pemerintah juga mencatat ketersediaan pasokan jagung nasional mencapai 1,4 juta ton, cabai besar 12.641 ton, cabai rawit 26.353 ton, bawang merah 1,3 juta ton, telur ayam 46.413 ton, daging ayam 154.763 ton, dan daging sapi 133.944 ton.

"Bawang putih pemerintah sudah mengimpor, izin untuk impor sudah cukup besar namun realisasi masih 72.400 ton. Sehingga masih ada barang yang masuk di akhir bulan ini dan juga diharapkan jumlahnya nanti akan semakin meningkat yang tersedia di pasar," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement