Rabu 29 Apr 2020 03:54 WIB

Alat Rapid Test di Jabar Tinggal Tersisa 4.000

Kadinkes Jabar berharap ada bantuan alat rapid test karena jumlahnya mulai minim

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Christiyaningsih
Petugas kesehatan menunjukkan hasil Rapid Test Covid-19 saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Kamis (23/4). Kadinkes Jabar berharap ada bantuan alat rapid test karena jumlahnya mulai minim. Ilustrasi.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan menunjukkan hasil Rapid Test Covid-19 saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Kamis (23/4). Kadinkes Jabar berharap ada bantuan alat rapid test karena jumlahnya mulai minim. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keinginan warga melakukan tes cepat menggunakan alat rapid test di Jawa Barat (Jabar) nampaknya harus tertunda. Karena, alat rapid test yang dimiliki Pemprov Jabar yang tersisa saat ini hanya 4.000 saja.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Berli Hamdani, sejauh ini pihaknya sudah menyebarkan sekitar 100 ribu alat rapid test ke 27 kabupaten/kota. Hingga sekarang sudah ada 96 ribu lebih data yang masuk dari hasil tes tersebut.

Baca Juga

"Total ada sekitar 2.000 orang yang diindikasi terpapar positif Covid-19 berdasarkan hasil tes cepat," ujar Berli dalam konferensi pers, Selasa (28/4).

Dengan minimnya jumlah alat rapid test, Berli berharap ada bantuan untuk pembelian baik oleh pemerintah pusat maupun donatur. Sebab, pengecekan melalui rapid test diyakini bisa mempercepat langkah untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut. "Kita kan harapannya bisa lakukan pengetesan sampai 300 ribu sampel," katanya.

Setelah tes ini mencapai target, maka pada Mei Pemprov Jabar akan berupaya melakukan tracing (pelacakan) dari sampel yang dites. Ke depan, rapid test yang dilakukan Pemprov Jabar mayoritas bakal dialihkan ke daerah yang tidak menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dengan demikian diharapkan pelacakan kasus corona bisa lebih merata di seluruh daerah.

Sedangkan untuk daerah yang menerapkan PSBB, kata dia, nantinya lebih banyak melakukan tes swab. Ini menyesuaikan kesiapan alat Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) untuk mengetesan sampel swab.

"Jadi untuk di daerah yang PSBB akan langsung ke pemeriksaan swab bukan rapid test lagi. Semua logistik untuk pemeriksaan PCR sedang dipersiapkan," kata Berli.

Namun, hingga hari ini pengetesan sampel swab mencapai lebih dari 1.400 per hari seperti yang disampaikan sebelumnya belum bisa dilaksanakan. Alat untuk tes PCR belum lengkap dan persiapan pun masih dilakukan.

"Ini masih menunggu harapannya besok seluruh peralatan datang sehingga bisa melakukan pemeriksaan sehingga daftar tunggu (dari sampel rapid test) bisa segera selesaikan di minggu ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement