REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Isu Covid-19 tak hanya mendominasi pemberitaan media online (daring) namun juga menarik perhatian publik di Tanah Air. Hal itu tercermin dari riset Indonesia Indicator (I2), sebuah sebuah perusahaan Intelijen Media dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI).
Dalam risetnya bertajuk "Corona, Analisis Media Online, Twitter, dan Facebook, I2 mencatat sepanjang 2 Maret hingga 26 April 2020 terdapat 1.336.363 berita terkait corona dari 2.623 media daring berbahasa Indonesia. "Isu corona bahkan lebih banyak diberitakan media jika dibandingkan dengan pemberitaan pilpres yang rata-rata sekitar 100 ribu berita per bulan," ungkap Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang, Selasa.
Menurut Rustika, dinamika pemberitaan isu pandemi Covid-19 dibentuk oleh tiga hal yakni curiosity (rasa ingin tahu), controversy (kontroversi), dan story (kisah). Rasa keingintahuan masyarakat yang cukup besar, kata dia, bisa dilihat dari perkembangan pemberitaan di media daring sejak isu virus yang berasal dari Wuhan diberitakan pada akhir Desember 2019 lalu.
"Meskipun belum diumumkan adanya pasien corona di Indonesia, media cukup rajin untuk memberitakan berbagai perkembangan virus di berbagai dunia, utamanya China," papar Rustika.
Pascadiumumkan adanya pasien positif di Indonesia, situasi pemberitaan meningkat tajam. Rata-rata pemberitaan perhari mencapai 20-34 ribu berita per hari atau sekitar 28.886 ribu per hari.
Rustika mengungkapkan ada sejumlah isu utama yang paling menarik perhatian media terkait Covid-19. Update kasus Covid-19 paling banyak menyedot perhatian media mencapai 29.4054 berita. Isu lainnya yang banyak disorot media antara lain stok pangan, hoaks, mudik, dan khususnya masalah perekonomian pasca-Covid-19. "Kontroversi selalu menarik atensi media dan masyarakat," ucap Rustika.
Perbedaan pendapat di antara para pejabat tinggi negara, daerah, dan antartokoh senantiasa mendapat ruang terbesar di media daring. Kontroversi ini terjadi mulai dari sebelum adanya pasien positif corona, yang dimunculkan baik dari isu maupun pernyataan yang dianggap kontroversial.
Isu kontroversial yang menarik perhatian media dan publik antara lain soal anggaran influencer, pernyataan pejabat tinggi negara yang dianggap 'meremehkan' corona mulai dari pernyataan soal masker Menkes, perizinan yang berbelit, dan lain sebagainya.
Pasca-corona masuk Indonesia, kontroversi lebih banyak di tingkat pengambil keputusan, yang sebenarnya berpengaruh cukup besar bagi masyarakat. Apalagi jika dikaitkan dengan public trust.
"Beberapa kontroversi yang pernah mengambil panggung di antaranya 'tekanan' lockdown versus tidak lockdown, darurat sipil, kebijakan Menkes vs Kebijakan Menhub Luhut, Menhub Luhut vs Anies Baswedan, mudik vs tidak mudik, dan sebagainya," paparnya.