REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggelar operasi pasar gula pasir sebanyak dua ton di lapangan kantor bupati pada Selasa, 28 April 2020. Operasi pasar bertujuan menekan harga gula pasir di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunung Kidul Yuniarti Ekoningsih di Gunung Kidul, Senin (28/4), mengatakan operasi pasar gula pasir ini dilakukan untuk kedua kali karena operasi pertama pada Rabu (22/4) belum mampu menurunkan harga gula pasir di tingkat pedagang pasar eceran.
Disperindag Gunung Kidul, pada Rabu (22/4) menggandeng Bulog DIY menggelar operasi pasar gula pasir sebanyak 1,5 ton yang habis diserbu pembeli dalam waktu setengah jam.
"Operasi pasar gula pasir kembali digelar bekerja sama antara Disperindag Gunung Kidul dengan Disperindag DIY. Info dari Disperindag DIY akan disediakan dua ton gula pasir dari Madukismo," kata Yuniarti.
Operasi dilakukan untuk mengendalikan harga gula pasir yang masih stabil tinggi hingga saat ini. Sebelum operasi pasar yang pertama, harga gula pasir berada di kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu per kilogram.
Namun setelah operasi, harga gula mulai berangsur turun meski belum mendekati Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12,500,00 per kg.
Yuniarti mengatakan pembelian dilakukan dengan metode antrean perwakilan kolektif. Nantinya satu orang sebagai perwakilan akan membawa daftar nama pembeli.
"Daftar tersebut berisi nama, alamat, serta Nomor Induk Kependudukan (NIK) pembeli. Pembelian diwakilkan lewat satu orang sehingga tidak terjadi kerumunan massa," katanya.
Sementara itu, salah pedagang Pasar Argosari Turgiyanti mengatakan saat ini harga gula pasir di kisaran Rp 17 ribu per kilogram. Sedangkan harga bahan pokok lainnya juga cenderung stabil. "Harga gula pasir berangsur turun sejak beberapa hari terakhir. Penurunannya berkisar Rp 5 ribu per kilogram," katanya.