Senin 27 Apr 2020 17:43 WIB

Legislator: Jangan Sampai Bantuan Asing Menjerat Indonesia

Pemerintah AS juga memberikan bantuan tidak hanya Indonesia.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Founder NU Gallery sekaligus inisator IPC, Muchamad Nabil Haroen atau yang akrab disapa Gus Nabil
Foto: Dok NU Gallery
Founder NU Gallery sekaligus inisator IPC, Muchamad Nabil Haroen atau yang akrab disapa Gus Nabil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Muchamad Nabil Haroen mengatakan, bantuan ventilator dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia merupakan inisiasi bagus kerja sama dua negara. Hampir semua negara-negara yang sedang berjibaku dalam penanganan Covid-19 membutuhkan ventilator. 

"Pemerintah AS juga memberikan bantuan tidak hanya Indonesia, tapi ke beberapa negara Amerika Latin, semisal  Ekuador, ElSavador, dan Honduras," ujar politikus PDI Perjuangan dalam pesan singkatnya kepada Republika.co.id, Senin (27/4).

Dikatakan Nabil Haroen, kebijakan pemerintah Joko Widodo (Jokowi) harus dibaca dalam skala prioritas untuk penanganan Covid-19. Kesepakatan ekonomi atau pinjaman dana, itu wilayah Presiden Joko Widodo, Menteri Keuangan dan pihak terkait. Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pemerintah. 

"Tapi, jikalau ada pinjaman dana pemerintah Indonesia ke pihak manapun, jangan sampai merugikan warga negeri ini dalam jangka panjang," tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama tersebut.

Apalagi, kata Nabil Haroen, Pemerintah Indonesia telah bekerja keras untuk penanganan Covid-19. Berbagai cara dan strategi telah dilakukan. Pemerintah juga telah menyiapkan anggaran besar, Rp 405,1 triliun untuk penanganan Covid-19 dari berbagai aspeknya. Maka, Nabil Haroen mengajak, semuanya harus mendukung langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk menuntaskan program-program penanganan Covid-19.

"Indonesia harus bangkit dengan riset-riset obat herbal. Kita punya sumber daya alam melimpah, juga sumber daya manusia yang bagus. Potensi ini harus disatukan dengan kebijakan pemeritah, dengan mendukung riset dan pengembangan produk herbal," tuturnya.

Maka dengan demikian, pemerintah dan semua elemen harus mendukung petani, mendorong periset, temani pelaku industrinya, lalu digarap dengan regulasi yang jelas. Bahkan, menurut Nabil Haroen, Indonesia bisa mengambil peluang untuk memasok obat herbal di pasar internasional. Itu dapat terwujud jika memiliki produk yang telah diujicoba dan diakui oleh lembaga kesehatan internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement