REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta para pedagang saling menjaga jarak fisik atau tidak berhadap-hadapan. Imbauan itu disampaikan Risma saat sosialisasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pasar Pucang, Jalan Pucang Anom, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, Jatim, Ahad.
"Jadi begini, yang tengah diisi penjual biar tidak bergerombol dengan pedagang toko. Jadi pembeli bisa di pinggir jalannya," kata Wali Kota Risma saat di Pasar Pucang.
Menjelang diberlakukan PSBB pada Selasa (28/4), Wali Kota Risma gencar sosialisasi ke pasar-pasar tradisional. Sebelum sosialisasi di Pasar Pucang, Risma sehari sebelumnya, Sabtu (25/4) juga melakukan sosialisasi di Pasar Genteng.
Saat tiba di Pasar Pucang, Risma langsung menuju lorong bagian buah. Ia meneliti satu per satu stan beserta jarak pedagang antara satu dengan yang lain. Sekitar 15 menit berada di area buah tersebut, ia langsung bergeser menuju lorong bagian pakaian.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu memberikan beberapa arahan. Salah satunya adalah menggeser pedagang pakaian yang ada di pinggir lorong menjadi di tengah.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, fungsi memindahkan pedagang sedikit maju ke tengah agar pedagang tidak berhadap-hadapan satu dengan pedagang lainnya atau menerapkan jaga jarak fisik.
"Tapi saling membelakangi. Itu arahan bu wali kota untuk Pasar Pucang. Untuk penataan buahnya sudah bagus. Mereka sudah berselang-seling dan tidak berhadapan," kata Hebi.
Sesuai dengan protokol Covid-19, Hebi memastikan agar para pedagang dan pengunjung pasar tetap menggunakan masker.
Menurut dia, jika ada warga yang tidak menggunakan masker, baik pedagang maupun pembeli mereka dilarang masuk pasar.
Selain itu, lanjut dia, nantinya pasar-pasar tersebut akan dilakukan pemantauan setiap hari. Hebi mengaku sudah koordinasi dengan Dirut PD Pasar Surabaya dan camat untuk memantau sesuai dengan protokol. "Kita antisipasi untuk PSBB yang akan dimulai Selasa (28/4)," katanya.
Hebi mengatakan, setiap pasar juga disiapkan alat pengukur suhu tubuh oleh petugas yang berada di pasar tersebut. "Semua yang masuk pasar dicek suhu tubuhnya. Lebih dari 38 derajat dilarang masuk," katanya.