REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi corona berimbas berat ke pekerja yang pendapatannya bergantung dari kerja hariannya. Seperti para pengemudi taksi.
Sekjen Serikat Pekerja Blue Bird Grup Syafrizal menyatakan sejak pandemi dan diberlakukan PSBB, praktis mereka tidak mendapatkan uang pemasukan. Secara umum penurunan jumlah penumpang taksi terjadi di pangkalan, pemesanan melalui daring maupun konvensional, turun drastis.
"Satu orang pengemudi biasa mendapatkan sekitar 16-17 tamu dalam sehari. Sekarang, hanya tinggal 6-7 tamu saja per hari. Terkadang hanya mendapat 3 tamu dalam sehari. Hal ini disebabkan banyak mal yang tutup, dan beberapa hotel juga sudah tutup," katanya melalui keterangan di Jakarta, Jumat (24/4).
Penumpang taksi di bandara, menurut dia, bahkan lebih sepi lagi. Pengemudi bisa menunggu selama 6-8 jam di pengendapan sebelum mendapatkan giliran menjemput tamu di lobi. Hal itu sangat berdampak pada penghasilan pengemudi yang turun cukup drastis.
"Namun tentu saja usaha maksimal dan pengalaman dari teman-teman pengemudi terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik," katanya.
Terkait kondisi tersebut, salah satu produsen berbagai produk alami dan untuk segala kebutuhan yang bebas dari 100 persen bahan sintetis berbahaya tergerak untuk menyalurkan bantuan kepada para pengemudi taksi. Senior Marketing Manager Lemonilo Irfan Prabowo, mengatakan pihaknya bermitra dengan UKM dari seluruh Indonesia memberikan perhatian khusus kepada pengemudi taksi.
Menurut dia, bantuan disalurkan kepada lebih dari ratusan pengemudi taksi untuk mendukung agar mereka mendapatkan nutrisi yang baik untuk menunjang kehidupannya sehari-hari. "Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu pengemudi taksi di Indonesia menjadi lebih bahagia dan produktif, dengan menjalankan hidup sehat yang mudah dan terjangkau," katanya.